Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Video Ajakan Perang Membela Shiddiqiyah Viral, Orator Klarifikasi: Perang Melawan Hawa Nafsu
(Dok. Foto: Instagram @for.mujeres)

Video Ajakan Perang Membela Shiddiqiyah Viral, Orator Klarifikasi: Perang Melawan Hawa Nafsu



Berita Baru, Jombang – Video orasi pengurus Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) di hadapan ratusan jemaah beredar melalui aplikasi perpesanan. Video berdurasi 2 menit 5 detik itu berisi orasi mengajak jemaah Shiddiqiyyah untuk siap berperang.

Ketua Umum Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) Joko Herwanto membenarkan adanya video tersebut. Menurut Joko, sang orator itu merupakan salah satu pengurus Organisasi Shiddiqiyyah (Orshid) bernama Edi Setiawan.

Joko mengatakan video itu terjadi di halaman kediaman Musryid Tarekat Shiddiqiyyah KH Muhammad Muchtar Mu’thi pada Jumat (8/7) sore. Saat itu, pengurus Orshid menyambut kedatangan 318 orang yang dipulangkan dari Polres Jombang. Terdiri dari 75 santri dan 243 jemaah Shiddiqiyyah.

“Benar, dan kepentingannya adalah menyemangati 300-an santri yang baru dipulangkan dari polres. Bukan untuk provokasi,” kata Joko, Minggu (10/7/2022).

Usai beredar, Edi Setiawan sang orator memberikan klarifikasi. Ia membenarkan orator dalam video tersebut adalah dirinya. Sedangkan jemaah yang ada di dalam video adalah 318 santri dan jemaah Shiddiqiyyah yang baru saja dibebaskan oleh pihak kepolisian.

Menurut Edi, saat itu ke-318 jemaah dan santri kembali dalam kondisi kehilangan semangat, lunglai dan menangis haru. Untuk itu, dirinya menyemangati mereka.

Dalam orasinya, Edi sengaja membawakan cerita perang badar karena kedatangan 318 jemaah dan santri Shiddiqiyyah kala itu disambut selawat badar. Terkait pertanyaan ‘siap kita berperang?’, Edi menyebut maksud berperang adalah melawan hawa nafsu.

“Siap kita berperang melawan hawa nafsu? Maksud saya itu yang mau kami sampaikan sebagai akhir dan hikmah perang badar. Hanya saja saya mengakui kesalahan saat berbicara itu karena harus menelan ludah karena terharu yang dalam sehingga terjadilah selip lidah,” kata Edi dalam keterangan klarifikasinya.

“Sehingga saya hanya menyampaikan ‘siap berperang?’ Yang seharusnya ‘siap berperang melawan hawa nafsu?’,” imbuhnya.

Sebelumnya, penjemputan paksa Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42) dilakukan pasukan gabungan Polda Jatim dan Polres Jombang di Ponpes Shiddiqiyyah, Desa Losari, Kecamatan Ploso sejak Kamis (7/7) sekitar pukul 06.00 WIB. Polisi sempat mendapat perlawanan dari ratusan simpatisan, jemaah dan santri Ponpes Shiddiqiyyah. Sehingga 323 orang diamankan ke Mapolres Jombang.

Pihak pesantren menyebut saat polisi melakukan penggerebekan, Mas Bechi sedang tidak di pondok. Mas Bechi akhirnya menyerahkan diri ke polisi sekitar pukul 23.00 WIB. DPO pencabulan santriwati itu langsung dibawa ke Mapolda Jatim untuk ditahan di Rutan Medaeng.

Keesokan harinya, Jumat (8/7), 318 simpatisan, jemaah dan santri Ponpes Shiddiqiyyah yang sempat diamankan, dipulangkan. Sedangkan 5 simpatisan Mas Bechi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Polres Jombang karena melawan polisi.

beras