Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Wabah PMK, Satgas Pangan Polda Jatim Terus Berkoordinasi dengan Pemprov
Tim Satgas Pangan Polda Jawa Timur. (Dok. Foto: Istimewa)

Wabah PMK, Satgas Pangan Polda Jatim Terus Berkoordinasi dengan Pemprov



Berita Baru, Surabaya – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tengah menyerang hewan ternak sapi di Jawa Timur. Tim Satgas Pangan Polda Jatim turun langsung melakukan sejumlah upaya. Salah satunya memastikan ketersediaan obat. Kasatgas Pangan Polda Jatim Kombes Farman mengatakan dalam beberapa hari terakhir, pihaknya intensif melakukan koordinasi dengan beberapa dinas terkait. Ini untuk mengantisipasi penyebaran virus.

Farman menjelaskan, sejak tanggal 6 Mei 2022 hingga hari ini, pihaknya telah proaktif mengambil langkah-langkah. Antara lain berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jatim, Bea dan Cukai, Balai Karantina hingga Pusat Veteranian Farma.

“Kami juga memastikan ketersediaan obat-obatan dalam rangka melanjutkan pengobatan simtomatis pada hewan ternak yang terkena wabah PMK,” kata pria yang menjabat sebagai Dirreskrimsus Polda Jatim ini, Selasa (10/4/2022).

Farman juga mengeluarkan telegram pada jajaran polres untuk mengantisipasi penyebaran virus PMK menyerang hewan ternak. Hingga saat ini, diduga baru 4 kabupaten yang ada di Jatim telah terpapar, antara lain Sidoarjo, Mojokerto, Gresik dan Lamongan.

Selain itu, Farman menyebut penularan PMK melalui airbone, namun tingkat kematiannya rendah dan dapat disembuhkan dengan masa inkubasi 14 hari, serta masa penyembuhan 14 hari. Apabila sudah sembuh, Farman menyebut hewan ternak tidak masalah untuk dipotong, karena virus dalam PH tertentu tidak aktif dan akan mati pada suhu 60 derajat celcius.

“Secara klinis, penyakit ini tidak masalah karena tidak menular ke manusia. Perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi untuk masalah penanganan penyakit agar para peternak tidak panik, pemotongan ketika sakit dan ada beberapa bagian yang harus dipilah, namun pada suhu 60 sampai dengan 70 derajat, virus tersebut sudah mati,” jelasnya.

“Efek dari penyakit tersebut berat badan turun, sariawan dan kuku lepas sehingga menyebabkan nafsu makan sapi menurun. Berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi, Asosiasi Obat Indonesia untuk masalah PMK siap membantu dan sudah disediakan namun untuk vaksinnya yang belum ada harus impor,” imbuh Farman.

Lebih lanjut, Farman menjelaskan pihaknya telah membuat arahan pada kapolres jajaran untuk melakukan pembatasan lalu lintas pada hewan ternak dari dan menuju daerah wabah, lalu melakukan vaksinasi pada hewan ternak yang sehat.

Selanjutnya, Satgas Pangan Polda Jatim akan terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim bersama stakeholder terkait penanganan lebih lanjut.

beras