Waduh! Pria Asal Gresik Menikah dengan Seekor Domba
Berita Baru, Gresik – Persatuan dua insan dalam ikatan pernikahan antara manusia sudah biasa. Kini, Prosesi sakral pernikahan antara seorang pria dan seekor domba betina digelar di Pesanggrahan Kramat “Ki Ageng”, di Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, pada Minggu (05/06/22) sore.
Mempelai pria ialah Spritualis Nusantara bernama Saiful Arif (44 tahun), asal Desa Klampok, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Dia menamakan diri sebagai Satrio Piningit. Sementara mempelai wanita ialah seekor domba betina yang diberi nama Sri Rahayu Bin Bejo.
Pernikahan tersebut disaksikan sejumlah tokoh masyarakat dan anggota DPRD Kabupaten Gresik. Pernikahan itu dipandu oleh seorang Penghulu. Usai akad nikah, dilanjutkan dengan ucapansuka citanya oleh Satrio Piningit.
“Setahun lalu saya dapat petunjuk untuk menikahi Sri Rahayu. Dan sekarang baru terlaksana. Ini semua atas izin dari Allah SWT. Saya menikahi Sri Rahayu untuk mempersatukan Bumi Nusantara dan Bumi Pertiwi ini,” ucap Satrio seperti dikutip dari laman Lira Media.
Ia menambahkan, jangan sampai negara Indonesia ini di adu domba oleh negara lain. “Semua harus bersatu, dan menjaga Indonesia ini,” tambahnya.
Pernikahan ini merupakan pernikahan aneh dan unik yang ada di Indonesia. Diketahui, selama setahun ini, Saiful Arif menjalani beberapa ritual demi cintanya terhadap Nusantara.
Itu dilakukan untuk menyelamatkan Nusantara dari marabahaya berupa bencana alam, baik gempa bumi, banjir, gunung meletus, dan bencana alam lainnya.
Tak hanya itu, ketakutan yang lain ialah perpecahan antar anak bangsa di negeri ini karena di adu domba. Kedati demikian, Satrio Piningit rela melakukan ritual menikahi seekor domba demi menyelamatkan keutuhan Indonesia dari semua musibah dan bencana yang mengancam Negeri Indonesia tercinta.
Satrio Piningit berharap, pernikahannya itu membuat semesta ini menjadi damai dan sejahtera. “Semua ini saya lakukan sebagai bentuk rasa cinta kepada Indonesia,” katanya.
Ki Ageng Gus Nur Hudi selaku pemilik Pesanggrahan Keramat “Ki Ageng” yang turut menjadi saksi pernikahan tersebut mengatakan, pernikahan antara Satrio Piningit dengan seekor domba bernama Sri Rahayu bukanlah perkawinan biologis atau fisik, akan tetapi adalah bentuk ritual perkawinan unsur alam semesta. Sehingga alam jagad ini selaras energinya.
“Ini salah satu bentuk keprihatinan dan rasa cinta kami kepada Ibu Pertiwi, selaku spritualis Nusantara. Tanpa sedikitpun mengurangi kemuliaan kita sebagai manusia,” jelasnya.
Ritual perkawinan antara Satria Paningit dan Sri Rahayu (seekor domba) dibawa panduan Romo Sudarto, seorang guru besar ilmu leluhur (Kejawen). Romo Sudarto yang dikenal sebagai sosok tokoh kharismatik ini mewarnai upacara perkawinan langka ini. Romo Sudarto juga seorang pimpinan Ormas PROJO Kabupaten Gresik.
“Inilah bentuk kecintaan kami kepada Ibu Pertiwi dan kehidupan yang kami tuangkan dalam bentuk ritual supaya Indonesia damai dan tentram. Kami melihat energi semesta dan leluhur kami sangat senang melihat ritual ini,” tegas Romo Sudarto.
“Kami juga berharap saudara saudara kita yang di luar sana tidak salah paham dan menafsirkan yang negatif. Itikad kami semata-mata untuk mendoakan Indonesia tercinta supaya damai, rukun, sejahtera,” kata Romo Sudarto.
Adapun penghulu pernikahan keduanya ialah Gus Kresna. Dia merupakan sosok spritualis yang sudah mumpuni dan memahami keghoiban alam semesta.
Sosok ganteng dan berambut panjang ini mengawinkan Satrio Piningit dengan Sri Rahayu (domba) dengan penuh khidmat, khusuk, seraya mengawinkan energi alam semesta.