Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Warga Wadas Mengunjungi PBNU, Alissa Wahid: Tetap Fokus pada Masalah Lingkungan dan Pemerintah, bukan Hubungan Personal
(Keterangan Foto: Alissa menerima kunjungan warga Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (20/5/2022) siang.(Foto: Suwitno)

Warga Wadas Mengunjungi PBNU, Alissa Wahid: Tetap Fokus pada Masalah Lingkungan dan Pemerintah, bukan Hubungan Personal



Berita Baru, Jakarta – Perwakilan warga Wadas, Purworejo Jawa Tengah mengunjungi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU), Jumat (20/5/2022) siang. Warga Wadas didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta Danil dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Yogyakarta Adi.

Kedatangan warga Wadas itu diterima oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Kesejahteraan Rakyat Alissa Wahid. Didampingi Ketua PBNU Bidang Hukum Savic Ali, Alissa menerima Isnin Sutrisno, Marsono, dan Mas H Sardi untuk menceritakan kondisi terkini yang terjadi di Wadas.

Salah seorang warga Wadas, Marsono menceritakan polemik di masyarakat seputar rencana penambangan batuan andesit dan pembebasan lahan berujung ketegangan di tengah warga. Kematian dan hajatan dilaksanakan masing-masing tidak saling mengunjungi. Masyarakat terpolarisasi antara pendukung dan penolak. Semua berkubu-kubu.

“Hubungan orang tua dan anak memanas. Sesama saudara tegang. Tidak saling bertegur sapa. Tolong selamatkan desa kami. Kami prihatin, sesama keluarga terlibat konflik,” kata Marsono.

Mendengar cerita itu, Alissa Wahid meminta warga Wadas untuk menghangatkan semangat persaudaraan yang memudar di tengah pro dan kontra pertambangan batuan andesit di Desa Wadas. Kepada warga Wadas Alissa meminta mereka untuk menjaga hubungan sosial dan kekerabatan yang merenggang.

Alissa Wahid pernah mengunjungi Wadas saat represi aparat. Ia menyampaikan keprihatinannya seputar trauma anak-anak, perempuan, dan konflik horizontal.

“Saya minta kepada kedua pihak (warga yang menerima dan menolak) untuk tetap fokus pada masalah lingkungan dan pemerintah, bukan hubungan personal. Kita perlu mencairkan ketegangan suasana di tengah masyarakat,” kata Hj Alissa.

Menurut Alissa, hubungan sosial kebertetanggaan dan kekerabatan harus diutamakan. Terlepas dari perbedaan pendapat dalam menyikapi rencana pertambangan batuan andesit di desa Wadas, hubungan sosial harus diutamakan.

“Orang luar hanya menyiapkan forumnya. Yang menjahit warga dalamnya sendiri,” kata Alissa.

Ia menyarankan agar masyarakat mencari tokoh atau figur yg dipercaya penuh atau disegani di Wadas yang dapat mempertemukan warga.

“Ini saya bicara persaudaraannya dan kekeluargaannya, bukan kasusnya. Kalau nggak ada figur di Wadas, ya di Bener, atau di Purworejo. Ini bisa dikondisikan dulu,” kata Alissa.

beras