Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Distopia September| Puisi Alif Raung Firdaus
Alif Raung Firdaus

Distopia September| Puisi Alif Raung Firdaus



DISTOPIA SEPTEMBER

September yang kita rayakan:
Dengan sembab mata penyintas
Yang memugar alamat pulang
Setelah pelarian panjang
Sebagai eksil yang kesepian

September yang kita rayakan:
Dengan sejarah yang didikte
Nugroho Notosusanto dari lidah Suharto
Melahirkan sinema jelek dan pamflet usang
Merusak selera visual kita
Avant-garde sebuah romantisme banal
Wadal Orba tanpa kembang tujuh rupa
Bagi ribuan kepala yang terpenggal
3 jam menyiksa mata dan kepala kita
Apakah Arifin C Noer sedang bercanda?

September yang kita rayakan:
Dengan daftar panjang kematian
Tanpa pengadilan, tanpa pengadilan
Sembab mata Sumarsih
Dan tangis yang kehilangan suara
Mimbar bebas dan megaphone
Kehilangan yang gagal dinyanyikan
Priuk hingga Kanjuruhan
Semanggi berdarah hingga Lumajang
Menyulam ingatan dengan ketakutan
Belibis jatuh bersama dahan
Gugur bunga di kampung halaman
Sampai kapan kita terus bertahan?

September yang kita rayakan:
Dengan khutbah panjang Taufik Ismail
Yang memporak-porandakan diskusi 65
Barisan sorban dan gempita takbir
Membangkitkan kembali hantu terakhir
Kita yang telat bangun tidur
Dan lupa menggosok gigi
Telah kehilangan separuh nyali
Hanya tersisa deru nafas
Yang berlembur merawat ancaman
O, payung hitam, o, payung hitam
Suharto akan jadi pahlawan!

September yang kita rayakan:
Di hari-hari yang semakin pucat
Di lebam kemarau dan hujan
Yang terlalu cepat
Dengan kecupan kekasih yang tak pernah
Datang terlambat
Dengan parade negara, sirkus politik
Dan lagu sumbang para penjahat
Jangan pernah tumbang, kawan
Di tengah segala kegusaran ini
Kita harus tetap menyala dan kuat!


Bondowoso, 2024

Alif Raung Firdaus, penyair yang tinggal di Bondowoso. Selain menulis puisi, juga berkhidmat dalam seni pertunjukan. Beberapa karyanya pernah dimuat di beberapa media dan termaktub dalam beberapa antologi bersama

beras