Ngapak 4 HISKI Banyumas Bahas Cerita Anak
Berita Baru, Banyumas — Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) Banyumas usai gelar diskusi bertema “Menulis Cerita Anak” dalam tajuk ‘Ngapak 4’ (Ngobrol Bersama Pakar).
Menghadirkan Endah Kusumaningrum, M.Pd., (dosen Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto), sebagai narasumber, diskusi berlangsung secara daring melalui platform Zoom yang dilaksanakan pada Sabtu, (02/10/2024) dengan pewara Tri Murniati, M.Hum., Ph.D.
Acara dibuka dengan sambutan Wakil Ketua Hiski Komisariat Banyumas, Khristianto, M.A. Ia menjelaskan diskusi ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan teknik menulis cerita anak, terutama bagi kalangan akademisi, praktisi, serta masyarakat umum yang tertarik mengembangkan karya literasi untuk anak-anak.
“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan kualitas penulisan cerita anak di Indonesia,” harapnya.
Dilanjut sambutan oleh Ketua Umum HISKI, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Sebelum memberikan sambutan, Anoegrajekti memberikan salam kepada Ketua HISKI Komisariat Banyumas, Dr. Achmad Sultoni, M.Hum. dan para pengurus yang tergabung di HISKI Komisariat Banyumas.
Anoegrajekti mengatakan, cerita anak menjadi kebutuhan masyarakat secara universal karena anak akan terus hadir sesuai dengan kodrat alam dan zamannya masing-masing.
“Kodrat zaman yang terus berubah memerlukan hadirnya cerita anak yang sesuai dengan zamannya untuk memperkenalkan lingkungan alam, sosial, adat-istiadat, dan budaya yang mengitarinya,” terangnya.
Sebagai daerah dengan masyarakat yang multikultur, lanjut Anoegrajekti, Banyumas merupakan lokasi silang budaya Jawa, Melayu, Sunda tentu memiliki keunggulan-keunggulan yang berpotensi untuk menciptakan watak tokoh cerita anak yang inspiratif.
“Cerita anak berpeluang dikembangkan berbasis kelokalan yang sekaligus membangun karakter yang sejalan dengan nilai lokal yang diwariskan oleh para leluhur. Menulis cerita anak, adalah menata satuan-satuan kebahasaan yang isinya sejalan dengan dunia anak dan dalam perspektif anak,” paparnya.
Dimoderatori oleh Ilham Rabbani, M.A., (dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto) acara dilanjutkan ke paparan inti.
Endah membawakan materi berjudul “Menulis Cerita Anak”. Ia mengatakan pentingnya menulis cerita anak. Mengutip Heru Kurniawan, Endah menerangkan bahwa cerita anak adalah cerita yang ditulis oleh anak maupun orang dewasa (dengan sudut pandang Bahasa dan konfik khas anak) untuk dibaca oleh anak.
“Kita pernah jadi anak-anak, punya sifat homo fabulans dan homo ludens, selain itu, menulis cerita anak mengajarkan nilai kehidupan, dulce et utile,” terangnya.
Menulis cerita anak, lanjut Endah, juga menjadi portofolio diri, mengasah dan mengembangkan bakat serta mendorong menjadi penulis yang produkif. Selain mencontohkan karya-karya cerita anak, Endah juga memberikan tips-tips kepada audience bagaimana menulis cerita anak dengan baik.
“Pertama, membuka cerita yang menarik. Kedua, show don’t tell, artinya perlihatkan jangan ceritakan. Ketiga, hindari narasi dan dialog bertumpuk. Ke empat, jangan menulis sambil mengedit, artinya fokus menulis dulu, ada waktu sendiri untuk menyunting,” ungkap Endah.
Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya yang hadir dan aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dan diskusi interaktif setelah pemaparan presentasi. Total peserta yang hadir hingga diskusi berakhir berjumlah 137 audience.