Gali Pengetahuan Kearifan Lokal, Salam Radio Gelar Diskusi Kebudayaan
Berita Baru, Jakarta – Salam Radio gelar diskusi dengan tema “Penelitian Seni Budaya untuk Kemajuan Kearifan Lokal” pada Rabu, (11/05) yang disiarkan secara langsung melalui akun YouTube Salam Radio Channel pukul 20:00–21:00.
Mendatangkan dua narasumber, Prof. Dr. Endang Caturwati, (Guru Besar Institut Seni Budaya Indonesia Bandung) dan Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, (Guru Besar Universitas Negeri Jakarta), diskusi tersebut adalah program rutin dari Salam Radio dengan tajuk Program Salam Lentera Kebijakan “Tilik Bang Sem” yang dikomandoi Sem Haesy.
Pemateri pertama, Endang mengatakan bahwa selalu ada perubahan-perubahan dan perkembangan dari masyarakat.
“Selalu ada kreativitas yang diciptakan masyarakat. Sebab, merayakan kearifan lokal atau merayakan ritual adalah hubungan tri-tang-tu, artinya merekatkan tiga hubungan, hubungan kita dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam,” paparnya.
Endang menambahi bahwa kreativitas yang dilahirkan masyarakat tersebut akan menjadi sebuah struktur, baik struktur pertunjukkan maupun tradisi.
“Semuanya dilakukan secara bersama, bersyukur bersama, berdoa bersama, dan berkesenian bersama,” papar Endang.
Berbagai ritual yang dihidupi masyarakat di Jawa Barat memiliki kemiripan dan ditempatkan juga sebagai ruang ekspresi budaya.
Sementara itu, menurut Novi, dalam tradisi dan budaya masyarakat selalu ada ruang yang menarik atau yang biasa dikenal para periset kebudayaan dengan term “ruang opportunity“.
“Artinya sebuah kebudayaan atau tradisi harus memberi ruang ekonomi, sehingga ada nilai atau value yang ditawarkan,” ungkapnya.
Novi turut menjelaskan bahwa potensi seni budaya memang harus menjadi pusat dan inti pendidikan. Menurutnya, bagaimanapun juga, pengetahuan tentang seni budaya harus selalu ditingkatkan untuk generasi muda ke depan.
Saat ini Novi juga sedang melakukan penelitian lapangan di Banyuwangi untuk meneliti Seblang, yaitu ritual bersih desa masyarakat rural agraris di Olehsari, Kecamatan Glagah Banyuwangi.
“Kearifan lokal, saat ini terus menjadi perhatian kalangan akademisi yang menghasilkan beragam luaran termasuk skripsi, tesis, dan disertasi,” ujar Novi.
Kearifan lokal juga menjadi salah satu tema penelitian yang ditawarkan DRTPM khususnya dalam bidang humaniora.
Secara lebih khusus, kearifan lokal mencakup subtema: (1) eksplorasi kearifan lokal Nusantara, (2) strateri pelestarian kearifan lokal, (3) eksplosasi system pemerintahan lokal sebagai dasar pengembangan tata kelola pemerintahan modern, (4) nilai-nilai demokrasi berbasis kearifan lokal, (5) rekasaya sosial dan tata kelola kearifan lokal dalam ketahanan dan daya saing bangsa yang adil gender, inklusi sosial, dan keberlanjutan, (6) kearifan lokal, karya kreatif dan daya saing bangsa, yang adil gender inklusi sosial, dan berkelanjutan, (7) perempuam kearifan lokal, karya kreatif dan daya saing bangsa, yang adil gender inklusi sosial, dan berkelanjutan.
“Kecerdasan budaya bukan hanya dalam sisi kognisi, tetapi juga ekonomi. Di balik seni pertunjukan dan ritual selalu ada value dan filosofi yang hidup, dan juga di balik kearifan lokal selalu ada pesan. Tugas kita adalah menggalinya,” pungkasnya.
Dua narasumber tersebut juga turut menceritakan perjalanan risetnya terkait tradisi masyarakat, adat, kearifan lokal, khususnya yang direpresentasikan dalam kegiatan seni tradisi dan ritual.
Tahun ini kedua Srikandi akan meneliti seni tradisi Gandrung Banyuwangi dan Jaipong di Karawang dengan judul riset Revitalisasi Gandrung Banyuwangi dan Jaipong Karawang melalui Pewarisan dan Industri Kreatif Berbasis Kearifan Lokal skim Penelitian Dasar Kompetitif Nasional dengan sumber dana DRTPM Kemendikbudristek.