Mahbub Sang Pendekar Pena di Jalan Jakarta
Berita Baru, Tokoh – Jalan Srikaya di Kebon Sirih, Menteng, Kota Jakarta Pusat itu kini berganti nama menjadi Jalan Mahbub Djunaidi. Nama sang pendekar pena itu resmi diabadikan menjadi nama jalan. Penghargaan bagi tokoh-tokoh Betawi menjadi alasan Gubernur DKI Jakarta, Anis Baswedan, meresmikannya.
“Dari Betawi dilahirkan begitu banyak pribadi-pribadi yang hidupnya memberikan kemajuan,” ujar Anies dalam rekaman suara, Senin (20/6/2022).
Sejak tahun 2021 silam, Senator Asal Jakarta Sylviana Murni mengusulkan perubahan beberapa nama jalan di Jakarta untuk diganti dengan nama-nama tokoh pahlawan asli Betawi. Tokoh-tokoh Betawi yang potensial untuk bisa diabadikan sebagai nama jalan, taksedikit, salah satunya Mahbub Djunaidi.
Ia merupakan Ketua Umum pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Lahir di Tanah Abang, pada 22 Juli 1933, darah Betawi Mahbub kental. Ia juga dikenal sebagai wartawan-sastrawan, agamawan, organisatoris, kolumnis, politikus. Kritik-kritik sosial dalam tulisannya tajam dan dalam.
Tentu saja dengan ciri khas yang dimilikinya: satire dan humoris. Karena kepiawaiannya dalam menulis, ia disebut pendekar pena, bahkan Bung Karno terkesan dengannya.
Wasekjen PB PMII, Robiatul Adawiyah mengapresiasi terobosan Gubernur DKI Jakarta dalam mengabadikan dan meresmikan nama Mahbub Djunaidi menjadi salah satu nama jalan di Jakarta.
“Kami mengapresiasi terobosan yang dibuat oleh Pak Anies selaku Gubernur DKI Jakarta dalam memberi tanda penghormatan terhadap pendahulu kami di PMII. Pengaruh positif ini tentu bisa ditiru di daerah-daerah lain dalam mengabadikan jasa-jasa para Pahlawan,” ucapnya.
Perempuan asli Betawi ini menilai bahwa peran Gubernur DKI Jakarta dapat memperkuat Jakarta sebagai pusat perjuangan dalam menularkan spirit kepada generasi-generasi penerus.
“Berkat peran Pak Anies, ke depan DKI Jakarta dapat menjadi pusat perjuangan dalam mendidik generasi yang akan datang tentang pentingnya menelusuri jasa Pahlawan. Dan menjadi pengingat bagi kita semua bahwa di kota ini telah tumbuh besar pribadi yang disebut sebagai nama jalan.”
Mahbub tak hanya aktif di PMII. Dalam bidang keorganisasian dan politik ia pernah menjabat Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI), anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ketua Gerakan Pemuda Ansor, Wakil Ketua DPR Fraksi PPP, dan Wakil Ketua PBNU.
Di samping aktif dalam bidang keorganisasian dan politik, Mahbub juga memiliki karier dalam bidang jurnalistik. Kariernya dalam bidang jurnalistik itu makin berkembang setelah ia menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Duta Masyarakat (1960-1970), yakni surat kabar yang bernaung di bawah NU. Dia diangkat sebagai Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat (1963) dan Ketua Umum PWI Pusat (1965-1970).