Akar Masalah Pembakaran dan Pengrusakan di Silo, Polres Jember: Petani Kopi Kerap Dipalak dan Dijarah
Berita Baru, Jember – Polres Jember tak berhenti pada penetapan tersangka teror pembakaran dan perusakan rumah di Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo. Setelah menetapkan sembilan tersangka, kini kepolisian bakal mengusut aksi premanisme yang menjadi musabab terjadinya tragedi yang membuat kampung di tengah hutan itu mencekam.
Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo menerangkan, sebelum aksi tragis pembakaran rumah dan kendaraan milik warga Mulyorejo, terdapat beberapa rentetan tindak pidana yang memicu peristiwa tersebut.
“Setelah ditetapkan tersangka ini, kami akan terus mendalami semua tindak pidana yang menjadi rentetan peristiwa tersebut,” katanya saat dikonfirmasi di Polres Jember.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, memang ada dua kelompok warga yang cukup dominan. Yakni kelompok pimpinan T dan kelompok pimpinan S. Dua kelompok ini kerap disebut membikin ulah dengan meminta jatah uang keamanan.
Bahkan, diceritakan tak segan menjarah hasil panen kopi milik petani yang menolak permintaan mereka. Dalam tragedi itu, rumah T dan S juga tak luput dari serangan pembakaran.
Kabarnya, T merupakan warga yang berasal dari salah satu desa di Kecamatan Silo, sedangkan S berasal dari suatu daerah di Pulau Sumatera. Mereka menetap di kampung tengah hutan dan menjadi “penguasa” wilayah.
Kini, polisi juga akan menjamah kasus premanisme tersebut. Apalagi, warga sudah jamak mengetahui tentang sepak terjang aksi premanisme mereka.
Hery juga menjelaskan, para tersangka yang merupakan warga Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi itu, mempunyai aktivitas bertani kopi di Desa Mulyorejo.
Namun, di tengah aktivitas pertanian, warga Kalibaru kerap dimintai biaya keamanan oleh sejumlah warga Desa Mulyorejo. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang mengusik kenyamanan petani asal Kalibaru terhadap warga Desa Mulyorejo.
“Mereka sering dipungut biaya oleh oknum warga Desa Mulyorejo,” paparnya.
Kedua, lanjut Hery, salah satu warga Kalibaru yang bertani kopi di tempat tersebut sempat mendapatkan penganiayaan oleh warga Desa Mulyorejo. Sehingga menambah amarah masyarakat Kalibaru.
“Sebelumya, salah satu warga Kalibaru sempat dianiaya oleh oknum warga Desa Mulyorejo,” imbuh Kapolres Jember.
Ketiga, terdapat dugaan hasil panen kopi milik warga Kalibaru yang dicuri oleh sekelompok warga Desa Mulyorejo. Hal ini turut menambah lapisan amarah warga Kalibaru yang bertani kopi di Desa Mulyorejo.
“Sehingga mereka timbul dendam untuk membalas perilaku warga Mulyorejo tersebut,” bebernya kepada awak media.
Dari semua tindak pidana yang menjadi rentetan awal peristiwa pembakaran rumah dan kendaraan milik warga Desa Mulyorejo ini, akan diusut tuntas oleh Polres Jember. “Kami dari pihak kepolisian akan mengusut tuntas semua tindak pidana yang menjadi pemicu konflik tragis tersebut,” terang Hery.
Saat ini, pihaknya bersama dengan Polresta Banyuwangi untuk menjaga situasi kedua desa tersebut agar tetap kondusif. “Sekarang masyarakat sudah merasa aman dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa,” pungkasnya.