Bicarakan Sastra Digital, HISKI Pusat dan HISKI Komisariat UI Gelar Pidato Kesusastraan dan Diskusi Ilmiah
Berita Baru, Jakarta – Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) Pusat bekerja sama dengan HISKI Komisariat UI dan Departemen Ilmu Susastra FIB UI, usai gelar Pidato Kesusastraan dan diskusi ilmiah bertajuk Sastra “Digital dan Masa Depan Sastra Indonesia,” Kamis, (21/12) bertempat di Auditorium Ged IV, FIB Universitas Indonesia.
Hadir dalam kegiatan ini Ketua Dewan Pakar, Prof. Dr. Riris T. Samrumpaet, Wakil Dekan II FIB UI, Dr. Taufik Asmiyanto, M.Si., Ketua Departemen Susastra, FIB UI, Prof. Manneke Budiman, M.A., Ph.D., para pengurus HISKI Pusat, anggota HISKI, undangan, dan para pahasiswa.
Acara diawali dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua HISKI Komisariat UI, Dr. Turita Indah Setyani, M.Hum. Ia menjelaskan sejarah dibentuknya HISKI sebagai respons terhadap kebutuhan negara yang berkaitan dengan kurikulum sastra di sekolah.
“UI menjadi saksi sejarah dibentuknya HISKI, Almarhum Sapardi Djoko Damono yang pada waktu itu menjadi ketua HISKI pertama adalah penggagas perlunya memasukkan kurikulum sastra yang pada saat itu menjadi bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia,” ujarnya.
Gagasan Prof. Sapardi Djoko Damono gayung bersambut dengan Prof. Fuad Hasan, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Sambutan kedua disampaikan oleh Ketua HISKI Pusat, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Novi mengatakan bahwa fitur-fitur dalam berbagai platform digital berpengaruh secara signifikan pada praktik budaya masyarakat.
“Kecerdasan buatan bermanfaat dalam memahami gejala digital dan arus dunia maya, oleh sebabnya ia adalah bagian dari produk budaya,” terangnya.
Pidato Kesusastraan dan dikuskusi ini berlangsung di UI, sekaligus sebagai kesempatan mengenang jasa dan menghormati pendiri HISKI, Prof. Sapardi Djoko Damono.
Sambutan ketiga sekaligus sebagai pembuka acara disampaikan oleh Ketua Departemen Ilmu Susastra FIB UI, Prof. Manneke Budiman, M.A., Ph.D. Ia berharap diskusi ilmiah kali ini dapat memberikan gambaran terkait pentingnya memahami tools digital dalam membantu penelitian kesusastraan di Indonesia.
“Mari khidmat menyimak pidato kesusastraan oleh Martin Suryajaya, dan semoga kita dapat banyak pengetahuan baru dalam diskusi nanti,” paparnya.
Selesai sambutan-sambutan, acara dilanjutkan dengan Pidato Kesusasteraan oleh Dr. Martin Suryajaya, M.Hum yang berjudul “Humaniora Digital untuk Sastra Indonesia: Menjawab Tantangan Kajian Sastra di Era Digital”.
Acara dilanjutkan dengan diskusi ilmiah dengan narasumber Martin Suryajaya dan Manneke Budiman dengan moderator Dr. Phil. Lily Tjahyandari, M.Hum.
Pada akhir diskusi dikatakan oleh Martin menyatakan bahwa humaniora digital merupakan bidang kajian yang sedang naik daun di mana-mana. Oleh karena itu, para mahasiswa perlu “ngulik” mencoba-coba dengan menggunakan aplikasi yang rata-rata tersedia secara gratis. Sedangkan Prof. Manneke menyampaikan ajakan singkat, “Mari belajar!”
Berperan sebagai pewara Librilianti Kurnia Yuki, M.Pd. Sampai akhir acara, diskusi ilmiah ini diikuti oleh kurang lebih 100 peserta di Auditorium dan 300 peserta mengikuti tayangan daring melalui link zoom dan akun YouTube Tribun Network yang berasal dari Aceh sampai Papua.