Datangi Dinkes, Pattiro Gresik Beber Temuan Kasus Stunting
Berita Baru Jatim, Gresik – Komitmen Pemerintah Pusat dalam pencegahan stunting terus dilakukan. Sebanyak 260 kabupaten/kota menjadi prioritas pembangunan program percepatan pencegahan stunting. Salah satu kabupaten yang masuk dalam skala prioritas pusat adalah kabupaten Gresik.
Pattiro Gresik sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menemukan satu kasus stunting di kabupaten Gresik. Dalam kasus tersebut sang anak berusia 3 tahun mengalami perlambatan pertumbuhan, akibat kurangnya nutrisi dan asupan gizi mempengaruhi keadaan fisiknya.
Fisik yang dimiliki anak tersebut tidak selayaknya fisik anak pada anak seusianya. Dimana seharusnya sudah bisa berlari, duduk, dan melakukan aktivitas pada umumnya, namun dudukpun belum sempurna. Tubuhnya kecil dan hanya memiliki berat badan 5 kilogram. Selain mengalami stunting, anak tersebut mengalami hipertemia. Hal ini juga salah satu penyebab dari kondisi stunting.
Upaya Masyarakat dan Pemerintah Desa selama ini sudah sangat optimal. Karena, anak tersebut berada di keluarga miskin, bantuan yang diperlukan dalam proses pemulihannya pun cukup kompleks, diantaranya berupa stok makanan, pemeriksaan rutin yang mana pemeriksaan harus dilakukan di RS. dr. Soetomo Surabaya. Sehingga membutuhkan biaya operasional terutama transportasi setiap melakukan pemeriksaan. Dengan bantuan bidan di desa setempat yang banyak membantu kontroling anak tersebut dalam proses pemulihannya.
Dihimpun dari website Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) di kabupaten Gresik pada tahun 2018 persentasenya 73, 94 dan di tahun 2019 persentasenya mencapai 73, 07.
Dalam audiensi dengan Dinas Kesehatan kabupaten Gresik, kemarin (18/2) Pattiro Gresik membeberkan temuannya terkait kasus stunting tersebut. Temuan itu pun langsung mendapat respons Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik drg. Saifudin Ghozali mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan penanganan.
“Akan membuat system penanganan yang cepat untuk temuan stunting. Karena stunting ini melibatkan lintas OPD”. Terangnya.
Sementara pembina Pattiro Gresik, Nur Khosi’ah menyampaikan, pentingnya kolabirasi masyarakat dengan pemerintah, sehingga penanganan dan pencegahan stunting bisa maksimal.
“Perlu adanya kolaborasi masyarakat sipil, pemerintah dan dunia usaha yang harus tetap terjalin. Dan juga dibutuhkan anggaran yang eksplisit terkait stunting baik anggaran spesifik yang ada di Dinas Kesehatan Gresik maupun anggaran sensitif yang ada di lintas OPD yang terlibat dalam penanganan dan pencegahan stunting,” ujarnya.
Selain itu, Peraturan Presiden juga telah menyiapkan rancangan untuk menurunkan angka stunting dari pusat hingga ke desa. Melalui monitoring evaluasi anggaran dengan mengamati capaian penurunan angka di masing-masing daerah. [Nensi]