Debat Kedua, Baijuri Tawarkan Tiga Program
Berita Baru, Trenggalek – Perhelatan demokrasi Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur memasuki babak baru. Lima calon Ketua PKC dan dua calon Ketua Kopri, kembali diharuskan menawarkan gagasan dan argumentasi terkait Hak Asasi Manusia (HAM) dan Lingkungan Hidup.
Sebagai calon nomor urut 1 Baijuri membuka dengan momentum Indonesia sebagai tuan rumah G20. Baginya hal itu menjadi bagian dari forum kerja sama multilateral strategis. Sebab, ada beberapa kebijakan yang menjadi program skala prioritas. Salah satunya transisi energi.
“Yang kemudian hari ini, energi fossil menjadi energi baru terbarukan,” tegas Baijuri.
Gemah ripah loh jinawi yang dimiliki Indonesia, kata Baijuri, membuat masyarakat bercita-cita menciptakan perdamaian, keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan. “Negara kita adalah negara maritim dan negara agraris.” Namun, Baijuri menyayangkan kondisi kini berubah menjadi negara industri.
Ia menyebut industri ekstraktif yang memilik pelbagai dampak. Penyimpangan, perampasan lahan, pengerukan ruang hidup. Baijuri pun menegaskan bahwa koorporasi justru menguasai dan mendominasi sistem pemerintahan.
“Sehingga rakyat menjadi korban dari koorporasi yang semakin mendominasi,” tegasnya.
Baijuri menilai bila dirinya diamanahi untuk menahkodai PKC PMII Jatim ada tiga program yang hendak digagas untuk membangkitkan episentrum gerakan di Jawa Timur.
Pertama, membentuk tim advokasi pendampingan isu strategis. Kedua, mendorong percepatan reforma agraria dan perhutanan sosial. Ketiga, mengawal, mengontrol, sekaligus mendorong Perda RDTR, RTRW.
“Dan termasuk isu-isu yang menjadi bagian dari sektor pertanian dan laut menjadi bagian dari penopang sumber ekonomi kerakyatan di masa mendatang,” ujarnya.