Dorong Produk UMKM Go Internasional, Gresik Diganjar Penghargaan Kementerian Keuangan
Berita Baru, Gresik – Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Gresik menggerakkan ekonomi produktif hingga mendorong UMKM bisa mengekspor produknya mendapat apresiasi Kementerian Keuangan. Penghargaan itu diterima Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dari Kepala Perwakilan Kementrian Keuangan Jawa Timur P.M John L. Hutagaol di Surabaya, Rabu (28/9)
Kementerian Keuangan menyebut, hingga kini sudah ada 21 pelaku usaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Gresik yang memasarkan produknya ke luar negeri. Kolaborasi antara Bea Cukai dan Pemkab Gresik dalam wadah Klinik Ekspor ini menjadi referensi bagi daerah lain untuk menumbuhkan minat UMKM menembus pasar internasional.
Dalam paparannya Bupati Gresik menjelaskan, Diskoperindag Gresik mencatat pertumbuhan ekspor yang signifikan setelah adanya pendampingan dari Klinik Ekspor. Pada tahun 2021, nilai ekspor Gresik hanya tercatat USD 6.920,51. Namun pada periode yang sama tahun ini nilainya meningkat menjadi USD 34.154,56.
Paparan tersebut disampaikan di depan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia, Wakil Menteri Keuangan Oza Olivia, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Budi Hanoto, Kepala Kantor Bea Cukai Gresik Bier Budi Kismulyanto, dan seluruh kepala daerah se-Jawa Timur.
Lebih lanjut Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik itu menambahkan, dalam pendampingan UMKM dengan Klinik Ekspor harus melalui beberapa prosedur. Namun demikian, bukan berarti hanya UMKM tertentu saja yang bisa dikembangkan. Namun semua UMKM kriteria yang cocok dan potensi yang valid maka tentu saja bisa dilakukan.
“Kami mengedukasi ke masyarakat ini harus cerdas memilih suatu usaha, peran Diskoperindag kita ini yang turun ke bawah. Bagaimana menciptakan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan, potensinya ada peluangnya ada, baru kita dorong,” ungkapnya.
“Kita turun ke pintu rumah pelaku UMKM, kita lihat barangnya, ambil sampling, lalu kita bantu perijinannya, Nomer Induk Berusaha (NIB) sampai dengan pasarnya sehingga alhamdulillah bisa berjalan.” imbuhnya.
Dari produk yang dikembangkan tersebut, hampir semuanya adalah produk dari desa. Mulai dari sektor perikanan sampai perkebunan. Ini menarik perhatian Presiden Indonesia Joko Widodo untuk membuat food estate saat berkunjung di Gresik beberapa waktu yang lalu.
Di tempat yang sama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, kegiatan ini merupakan bagian dari program percepatan ekonomi nasional. Menurutnya, lewat UMKM akan dapat menjadi gravitasi baru dalam peningkatan perekonomian masyarakat luas.
Gubernur Khofifah juga mengungkapkan tantangan kedepan para pengusaha adalah digital marketing. Dimana menurutnya 99% UMKM dan sejenisnya akan bertransformasi menjadi via online.
“Nah, kalau 2030 UMKM dunia 99% akan bersifat online, maka literasi digital adalah sebuah kebutuhan. Tadi Gus Yani itu sudah sangat maju dengan proses yang dilakukan,” tandas Khofifah.
Data disampaikan Gubernur Khofifah tersebut bukanlah isapan jempol belaka. Sebab, mempelajari ucapan Jack Ma founder perusahaan raksasa Alibaba, tentang bagaimana untuk mengglobalisasi usaha-usaha yang ada.
Gubernur Khofifah juga mengatakan, dengan 227 juta penduduk Indonesia maka itu akan menjadi pasar yang luar biasa besar bagi masyarakat lokal. Tinggal sinergi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memanfaatkan hal tersebut pada UMKM.
Di tempat yang sama, Uli Darojah, pemilik UMKM Gresik Birdnestjoy mengatakan, usaha sarang burung walet yang digelutinya saat ini merupakan sebuah peluang yang dia lihat saat pandemi Covid-19. Dalam perjalanannya, ia juga mengaku mendapatkan dukungan dari pemerintah Kabupaten Gresik. Di antaranya pengurusan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), merek dagang, sertifikasi halal, sampai dengan NIB Ekspor.
“Saya mengucapkan terimakasih kepada Gus Yani melalui dinas koperasi usaha mikro dan Bea Cukai Gresik. Kami banyak disuport mulai dari kelengkapan izin legalitas, NIB, dan mencari market pasar,” ucapnya.
Ditambahkan, melalui klinik ekspor dirinya dapat mengikuti Bisnis Matching dengan beberapa negara dan kota di dunia, antara lain Hongkong, China, Singapura, dan Jepang. “Alhamdulillah bulan Oktober 2021 kemarin kami berhasil ekspor ke Hongkong dengan nilai total transaksi Rp. 800 juta,” pungkasnya.