FI Luncurkan Pedoman Platform Pelaporan Keberkelanjutan Terintegrasi
Berita Baru Jatim, Surabaya – Filantropi Indonesia mempelopori penerbitan laporan berkelanjutan sektor filantropi dan nirbala dengan meluncurkan Pedoman dan Platform pelaporan keberlanjutan terintegritasi.
“Diharapkan bisa mendorong dan memudahkan lembaga-lembaga filantropi dalam melaporkan komitmen, kinerja dan dukungan organisasi terhadap empat aspek keberlanjutan, yaitu ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola organisasi. Program ini akan membantu dan memudahkan lembaga filantropi mengintegrasikan laporan kinerja lembaga, laporan keberlanjutan, peran dan kontribusinya dalam pelaksaaan SDGs dalam satu laporan,” jelas Hamid Abidin.
Acara itu yang dibuka oleh Erna Witoelar selaku Co Chair Badan Pengarah FI ini dihadiri para pegiat filantropi Indonesia. Selain menghadirkan Hamid Abidin dan Andi Pengeran yang mewakili tim penyusun buku, diskusi juga diperkaya dengan tanggapan dan pembahasan dari Lani Harijanti Country Program Manager GRI, Vivi Yulaswati Kepala Seknas SDGs Bappenas dan M Zuhair Direktur Yayasan Hadji Kalla.
Erna Witoelar Co Chair Badan Pengarah FI mengatakan penyusunan buku pedoman ini dilatarbelakangi peran aktif dalam mempromosikan isu-isu keberlanjutan kepada anggota, mitra, dan jaringan.
“Salah satunya dengan mendororong dan memfasilitasi untuk mengaitkan dan mengarahkan program-programnya pada tujuan, target, dan indikator tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs. FI mendorong agar SDGs bisa menjadi tools bersama bagi organisasi nirlaba agar program-programnya bisa lebih terarah, terukur, dan berkontribusi pada pembangunan nasional dan global,” jelasnya.
Selain itu, komitmen dan dukungan organisasi itu untuk didorong melalui praktek dan operasional organisasi terhadap empat aspek keberlanjutan upaya penyelarasan untuk di wujudkan melalui pelaporan keberlanjutan.
“Empat aspek ini ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola organisasi. Upaya penyelarasan ini bisa diwujudkan melalui pelaporan keberlanjutan sebagai salah satu bentuk pelaporan non-keuangan yang mendorong lembaga untuk menjalankan fungsi transparansi dan akuntabilitas bagi komitmen dan dukunganya terhadap isu dan persoalan keberlanjutan,” lanjutnya.
Menurutnya, penyusunan pedoman dan platform pelaporam diadaptasi dari standar sustainability reporting yang dikembangkan Global Reporting Initiative (GRI) yang banyak digunakan dalam pengembangan pelaporan keberlanjutan.
“Standarnya di adaptasi karena mampu menyediakan jenis pelaporan yang dapat menyelaraskan kinerja lembaga terhadap peran dan kontribusinya dalam mengimplementasi SDGs. Karena sektor ini berbeda dengan sektor swasta, maka melakukan beberapa penyesuaian dengan asistensi dari tim GRI,” lanjutnya.
Penerbitan buku pedoman ini bertujuan membantu pemangku kepentingan agar dapat memahami tata laksana penyusunan pelaporan berkelanjutan bagi lembaga filantropi dan nirlaba dalam kerangka kerja implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia.
“FI juga menyediakan Platfom Digital Pelaporan Keberlanjutan pelaporan.filantropi.or.id untuk membantu lembaga filantropi dan nirlaba dalam menyimpan data, serta memudahkan dalam menyusun dan melengkapi informasi yang dibutuhkan berdasarkan struktur dan kerangka kerja pelaporan. Kita juga mencoba mempelopori penerbitan Laporan Keberlanjutan Terintegrasi Perhimpunan Filantropi Indonesia tahun 2019 dan 2020. Laporan ini bisa menjadi model atau rujukan bagi lembaga dalam menyusun Laporan Keberlanjutan terintegrasi di lembaganya masing-masing,” paparnya.
“Kita berharap bisa mendapatkan rekognisi dan dukungan pemerintah, Lembaga filantropi dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan dukungan ini, kita bersama-sama bisa mendorong dan memfasilitasi Lembaga-lembaga untuk menerbitkan laporan kinerja sekaligus laporan keberlanjutan dan SDGs. Ini bisa jadi salah satu wujud komitmen dan perhatian mereka terhadap isu dan masalah keberlanjutan, serta dukungan dan kontribusi mereka pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ SDGs,” tutup Erna.