Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Kerja Sama dengan Hiski, FPBS UPI Usai Gelar Forum Akademik Angkat Topik Naskah Panji

Kerja Sama dengan Hiski, FPBS UPI Usai Gelar Forum Akademik Angkat Topik Naskah Panji



Berita Baru, Bandung – FPBS UPI bekerja sama dengan Universitas Kebangsaan Malasyia, HISKI, dan Universitas Indonesia usai gelar Forum Akademik pada Selasa, (30/01) yang diselenggarakan secara hibrid di Ruang Auditorium Gedung FPBS UPI dan Zoom Meeting.

Mengangkat topik: “Menelusuri Naskah Panji dalam Riset” acara tersebut menghadirkan narasumber Prof. Dr. Noriah Binti Mohamed (Universitas Kebangsaan Malaysia) dan Dr. Karsono H. Saputra (Universitas Indonesia).

Kerja Sama dengan Hiski, FPBS UPI Usai Gelar Forum Akademik Angkat Topik Naskah Panji

Acara diawali dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama diawali oleh ketua Hiski Pusat, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Ia mengatakan bahwa Cerita Panji mengandung banyak sekali aspek kesejarahan, mitos, dan legenda dengan persebaran yang cukup luas di wilayah Asia, termasuk di Indonesia. “Oleh karena itu, HISKI terpanggil untuk mendukung kegiatan ini. Di Jawa khususnya, cerita Panji berkembang di lingkungan istana dan masyarakat yang menghidupinya,” tuturnya.

Novi menambahkan bahwa berbagai kisah dramatik tertuang dalam relief candi, lukisan, naskah klasik, dan seni pertunjukan, termasuk wayang. “Karena terdapat banyak cerita yang saling berbeda namun saling berhubungan, cerita-cerita dalam berbagai versi tersebut dikategorikan sebagai lingkaran Panji,” jelasnya.

Sambutan selanjutnya dari Prof. Dr. Tri Indri Hardini M.Pd., selaku Dekan FPBS UPI. Ia menjelaskan bahwa forum ini merupakan wahana untuk menggali lebih dalam kekayaan Cerita Panji yang jarang mendapat sorotan “Kami berharap melalui kegiatan ini, kita dapat menemukan perspektif baru dan wawasan yang dapat membawa cerita Panji lebih dekat dengan masa kini,” kata Prof. Tri dengan penuh optimisme.

Dekan FPBS UPI ini menyampaikan bahwa forum akademik ini tidak hanya menjadi acara kajian, tetapi juga menjadi jembatan untuk menghubungkan generasi muda dengan kearifan lokal yang terkandung dalam Cerita Panji. “Ini adalah bagian dari upaya kami untuk melestarikan warisan budaya dan menginspirasi generasi penerus untuk terus mencintai dan memahami nilai-nilai luhur dalam cerita-cerita nenek moyang kita,” tegasnya sambil membuka resmi Forum Akademik ini.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan narasumber yang dipandu oleh moderator, Prof. Dr. Yulianeta, M.Pd. Narasumber pertama, yaitu Prof. Dr. Noriah Binti Mohamed memaparkan artikel berjudul “Cerita Panji Meretas Wilayah dan Budaya” Noriah mengisahkan bahwa Cerita-cerita Panji (CCP) berasal dari Jawa sehingga unsur-unsur kejawaan sangat kental nuansanya.

“CCP telah menyuntik kecintaan masyarakat lain di Nusantara sampai bumi Siam, Burma, Laos, Kemboja dan lebih-lebih lagi di alam Melayu. CCP memaparkan skenario sejagat tentang cinta di antara teruna dan dara selain persamaan budaya kehidupan di rantau ini,” ujarnya.

Dengan penuh semangat, Prof. Noriah mengajak para peserta forum untuk menyelami keberagaman Cerita Panji (CCP) yang berasal dari Jawa. “Kejawaan sangat terasa dalam CCP ini. Namun, jangan anggap CCP hanya milik Jawa, karena cerita ini telah menyentuh hati masyarakat di Nusantara hingga merambah ke berbagai penjuru dunia seperti Siam, Burma, Laos, Kemboja, dan alam Melayu,” papar Prof. Noriah dengan riang.

Ia menambahkan bahwa CCP bukan sekadar kisah lokal, melainkan sebuah skenario sejagat yang memaparkan kisah cinta antara teruna dan dara. Lebih dari itu, CCP menjadi cermin budaya yang menyatukan kehidupan di rantau ini. “Cerita Panji bukan hanya sekadar dongeng. Ia adalah pemersatu budaya, sebuah perekat yang membawa kesamaan dalam perbedaan budaya di Asia Tenggara,” lanjutnya dengan penuh semangat.

Forum Akademik ini memberikan pengetahuan yang berharga, menjadikan Cerita Panji sebagai titik fokus yang tak hanya menghibur, tetapi juga memperkaya makna kehidupan.

Sementara itu, pembicara kedua, Dr. Karsono H. Saputra menjelaskan materi berjudul “Cerita Panji dan Kekinian. Ia mengatakan bahwa cerita Panji adalah peninggalan budaya masa lampau. Cerita Panji juga memberi informasi sistem nilai dan beberapa unsur budaya yang masih relevan dengan masa kekinian, baik secara langsung ataupun pembacaan ulang yang dapat diperoleh melalui berbagai penelitian.

“Seperti filologis, pembacaan secara tekstual, alih wahana dan karya cipta kreatif,” jelasnya.

Diskusi interaktif antara peserta dan narasumber menjadi highlight acara, diikuti dengan antusias oleh peserta di auditorium FPBS dan 116 peserta di zoom meeting.

Forum Akademik “Menelusuri Naskah Panji dalam Riset” sukses menjadi wahana memperkaya pemahaman terhadap kekayaan budaya Indonesia. Diskusi yang interaktif menggarisbawahi pentingnya menjaga dan mengembangkan nilai-nilai luhur dalam Cerita Panji untuk generasi masa kini dan mendatang.

Sebagai pesan penutup, mari bersama-sama menjaga dan melestarikan kearifan lokal, terutama melalui naskah atau Cerita Panji. Cerita Panji bukan sekadar kisah masa lalu; ia mencerminkan nilai-nilai hidup yang tetap relevan di era modern ini. Pentingnya kebersamaan dalam perbedaan budaya dan kehidupan di rantau menjadi fokus, seiring kita bergerak maju ke masa depan. Semangat cinta terhadap budaya diharapkan terus berkobar di hati generasi muda.

Kerja Sama dengan Hiski, FPBS UPI Usai Gelar Forum Akademik Angkat Topik Naskah Panji

beras