Khofifah: Ada Rantai Pasokan Minyak Goreng yang Terputus
Berita Baru, Pasuruan- Mahal dan langkanya minyak goreng tetap menjadi atensi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Menurut Khofifah, dilansir dari Detik.com, sebenarnya produksi minyak goreng di Jawa Timur surplus. Namun, ada rantai pasokan yang terputus, sehingga harga minyak goreng masih mahal dan kosong.
“Produksi minyak goreng di Jawa Timur itu per bulan 62 ribu ton, sementara kebutuhan masyarakat Jawa Timur termasuk sektor usaha itu 59 ribu ton. Pada dasaranya Jawa Timur surplus 3000 ton,” kata Khofifah di sela operasi pasar murah minyak goreng di UPT Bapenda Kota Pasuruan, Kemarin (6/2/2022).
Menurut Khofifah, di saat produksi surplus, harga minyak goreng di pasar tradisional masih di atas harga eceran tertinggi (HET). Sementara di ritel yang harganya sesuai HET, sering terjadi kekosongan barang.
“Sekarang di ritel-ritel banyak yang kosong. Minyak curah yang seharusnya Rp11.500 per liter, tapi warga masih membeli dengan harga Rp18 ribu bahkan sampai Rp20 ribu. Saya melihat ada rantai pasokan yang terputus,” terang Khofifah.
Khofifah menegaskan kondisi tersebut harus segera diatasi. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan kepastian untuk pemenuhan minyak goreng.
“Di Jatim harusnya surplus tapi di beberapa titik ada kekosongan dan kelangkaan. Kita berharap pemenuhan kebutuhan konsumen, terutama pedagang kecil, terjaga. Kita akan mencoba melihat rantai pasokan ini putus di mana. Besok InsyaAllah saya, Pangdam dan Kapolda akan ke pabrik minyak goreng,” tegasnya.
Selain itu, kata dia, secara nasional seharusnya sudah ada titik terang terkait kondisi tersebut. Pemerintah melalui kementerian terkait sudah menggelontorkan Rp3 triliun untuk subsidi harga minyak goreng.
“Mungkin dari kementerian terkait supaya bisa diurai kembali, dari pabrik ke produsen, dari produsen ke konsumen akhir agar harga sesuai HET,” pungkasnya.