Khofifah Berharap UB Kontribusi Atasi Krisis Pangan dan Krisis Energi
Berita Baru, Malang – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap Universitas Brawijaya (UB) dalam kepemimpinan rektor baru Prof. Widodo berkontribusi untuk membantu pemerintah dalam menghadapi krisis pangan dan krisis energi. Hal itu diungkapkan usai menghadiri pelantikan Rektor Universitas Brawijaya (UB) di gedung Samantha Krida, Senin (27/6/2022).
“UB kekuatannya di sektor pertanian dan pangan, dari harapan internasionalisasi UB ini, tidak hanya membantu pemenuhan kebutuhan pangan di wilayah Jawa Timur dan Indonesia, tetapi juga bisa berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan dunia,” ujar Khofifah.
Khofifah meminta dalam rencana internasionalisasi UB jangan hanya difokuskan pada ranking dunia tetapi juga kontribusinya signifikan dari sektor pertanian dan pangan. Apalagi, saat ini UB Berstatus sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH). Sehingga UB gencar melakukan upaya internasionalisasi atau menjadikan kampus berkelas dunia.
“Saya rasa ini relevan apa yang dibutuhkan dunia terkait krisis pangan, dan itu adalah kekuatan UB. Mudah-mudahan rektor UB betul-betul bisa mendorong internasionalisasi peran UB, bukan hanya soal ranking, tetapi juga kontribusinya signifikan dari sektor pertanian dan pangan,” papar Khofifah.
Sementara itu, Rektor UB terpilih, Prof. Widodo berjanji akan meneruskan perjuangan Prof. Nuhfil untuk membawa Universitas Brawijaya semakin mendunia. Dia mencatat, ada tiga hal kepemimpinan Prof. Nuhfil yang patut diapresiasi. Pertama kejutan prestasi, kedua kekompakan, dan terakhir upaya internasionalisasi kampus.
“UB di bawah kepemimpinan Prof. Nuhfil tak hanya berlari, namun terbang mengejar ketertinggalan demi menuju internasionalisasi. Untuk itu, saya bersama seluruh potensi yang dimiliki UB juga akan terbang, saya yakin dengan SDM luar biasa yang dimiliki UB, kita akan mampu terbang untuk mengejar ranking dunia,” tutur Widodo.
Widodo menyebut, ada tiga poin penting dalam kepemimpinannya yang bakal diterapkan. Pertama, relevansi perguruan tinggi dengan kebutuhan masyarakat. Kemudian dia juga menargetkan peningkatkan internasionalisasi dengan menaikkan peringkat UB di level kampus dunia. Yang terakhir adalah sustainability atau upaya berkelanjutan untuk mengikuti perlombaan teknologi dan perubahan dunia.
“Jadi riset-riset kita nanti akan disinergikan dengan kebutuhan masyarakat. Bahkan kami bekerjasama dengan pemerintah untuk melakukan riset demi pembangunan. Untuk itu, kami mohon dukungan civitas akademika UB, pemerintah mohon dukungan dan kerjasama, sehingga kita diberikan petunjuk dan kemudahan dalam bekerja,” tandasnya.