
Mengusung Nilai Santri dalam Pemerintahan: Menuju Politik yang Amanah
Oleh: Abdul Ghoni
Budaya santri kian memudar belakangan ini, terlebih ketika makna santri ditarik ke dalam pusaran politik identitas yang nyaris kehilangan esensi sebagai jembatan antara kesalehan dengan modernitas, antara keislaman dengan keindonesiaan, antara manusia dengan Tuhannya. Kini, sebagian orang tiba-tiba muncul dan mengklaim dirinya sebagai seorang santri atau bagian dari kaum santri untuk sekedar mempertegas pengakuan identitas politiknya.
Yang lebih lucu dari itu, banyak yang menyatakan“Sekali Santri, Ya Santri Selamanya” seolah mendefinisikan bahwa identitas santri tak bisa diubah dan lekat dengan beragam perubahan. Mereka lupa bahwa santri yang sesungguhnya tidaklah mengakui dirinya santri. Tetapi lebih melaksanakan pelbagai amalan dari sang Kiai.
Lebih jauh lagi, pergeseran makna ini telah menciptakan paradoks identitas di berbagai kalangan Masyarakat. Sehingga, menganggap santri hanya sebatas label semata tanpa memahami esensi yang mandalam. Hemm rasa-rasanya kata santri telah menjadi polemik politik yang luar biasa. Menjadikan identitas santri sebagai ambisi politik untuk meraih suara sebanyak-banyaknya.
Agar tidak terjebak dalam pola pikir yang keliru, penting bagi generasi muda santri untuk menelaah kembali subkultur makna santri yang sesungguhnya. Bahwa Hari Santri Nasional seharusnya menjadi momen refleksi bagi seluruh lapisan masyarakat bahwa santri adalah proses panjang yang membutuhkan komitmen untuk belajar, mengabdi dan memperbaiki diri.
Menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks, tentunya kita tidak lagi membiarkan makna santri terdistorsi oleh kepentingan politik sesaat. Sudah sewajarnya santri menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari mengedepankan amanah sebagai landasan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Dalam ranah politik sekalipun, penerapan amanah juga menjadi suatu hal yang krusial. Pemimpin yang berjiwa santri akan menjadikan amanah sebagai landasan dan tolak ukur dalam setiap pengambilan kebijakan. Dengan begitu, amanah amanah dalampolitik memastikan bahwa pemimpin bertindak demi kepentingan rakyat. Tentunya hal tersebut selaras dengan prinsip dasar santri yang senantiasa mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi.
Maka, menjunjung tinggi nilai-nilai santri dalam politik dan pemerintahan bukanlah suatu hal yang salah. Justru menekankan kita untuk menjadi pribadi yang amanah sebagai pondasi kuat dalam relasi antar individu, organisasi dan negara. Dengan begitu, penerapan amanah bukan hanya sekadar penguatkan identitas santri namun dapat menciptakan tatanan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.