Pendukung Rahmad Alami Kekerasan, Relawan Muda-Mudi Ra Hamid Himbau Tak Terprovokasi: Harus Santun dan Ramah
Berita Baru, Bondowoso – Meski telah usai pencoblosan, Pilkada 2024 Kabupaten Bondowoso masih panas. Salah satunya terjadi kekerasan yang dialami pendukung pasangan calon nomor urut 1, KH. Abdul Hamid Wahid-KH. As’ad Yahya Syafi’i (Rahmad).
Su’ud, warga Koncer Darul Aman, Kecamatan Koncet, mengalami kekerasan yang diduga dilakukan oleh pendukung Bambang Soekwanto-Mohammad Baqir (Bagus), Kamis (28/11/2024) dini hari.
Ia mengungkapkan, malam itu pendukung nomor urut 02 melakukan konvoi tengah malam sekitar pukul 00.30 WIB. Rumah Su’ud yang berada di pinggir jalan raya tiba-tiba didatangi rombongan konvot tersebut.
Su’ud dan keluarga ketakutan. Pasalnya rombongan konvoi pendukung Bagus itu melakukan tindakan pengrusakan. Ia mengaku pintu rumahnya didobrak hingga dilempari batu.
“Kejadiannya tengah malam. Mereka waktu itu konvoi lewat depan rumah saya. Nah pintu rumah saya didobrak. Mereka lempar batu-batu ke dalam rumah. Kaca rumah pecah semua,” ungkap Su’ud.
Pasca kejadian itu, Su’ud sekeluarga mengalami ketakutan dan trauma. Kejadian tersebut menuai sorotan dari pelbagai pihak.
Zia Ulhaq, Ketua Pasukan Muda-Mudi Ra Hamid (Piramid) menyayangkan tindakan kekerasan tersebut. Ia meminta pihak aparat kepolisian dan Bawaslu untuk mengusut tuntas.
“Ini tentang keselamatan warga negara dalam berdemokrasi. Kok sampai segitunya,” kata pria yang akrab disapa Yayak, miris.
Ia mengkhawatirkan bila kejadian itu tak ditindak serius akan terjadi kekerasan-kekerasan yang sama. Terlebih, Yayak menilai bahwa kondisi yang semakin memanas karena provokasi-provokasi yang beredar.
“Provokasi itu justru mencerminkan sikap yang kekanak-kanakan. Harusnya aparat, tokoh-tokoh masyarakat, dan pemuda memberi contoh dan mengingatkan untuk bersikap dewasa menerima segala keputusan,” terang Yayak.
Itu sebabnya, pria yang juga merupakan Pengurus PB PMII itu menghimbau dan mengingatkan kepada seluruh pemuda-pemudi pendukung Rahmad untuk tak mudah terprovokasi dan terpancing. Ia menyebutkan bahwa berpolitik itu harus ramah dan santun.
“Berpolitik itu harus ramah, bukan marah. Harus santun, seperti halnya politik rahmatan lil alamin,” kata Yayak.
Kata Yayak, sebagai warga negara yang baik harus mencontoh sikap berpolitik dan berdemokrasi dari Ra Hamid dan Ra As’ad. Ia mengaku secara tak langsung pasangan calon tersebut mendidik masyarakat Bondowoso berpolitik dengan, bijak, dewasa, dan tak terpancing.
“Beliau mengajarkan kepada kami makna kesabaran, keteguhan, dan ketabahan, saat politik kebencian hingga caci-maki begitu keras dialamatkan ke beliau. Dari beliau-beliau juga kami belajar tentang keberpihakan dan politik gagasan bukan politik kebencian,” tegas Yayak.
“Karena dalam pilkada kita bertujuan untuk memilih pemimpin yang tepat upaya membangun Bondowoso secara bersama agar rahmat Allah yang berupa potensi-potensi itu bisa membawa berkah bagi masyarakat,” lanjutnya berharap.