Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Prodi Magister Linguistik Terapan UNJ bersama HISKI Gelar Webinar Pragmatisme Bahasa dalam Sastra Politik 1965

Prodi Magister Linguistik Terapan UNJ bersama HISKI Gelar Webinar Pragmatisme Bahasa dalam Sastra Politik 1965



Berita Baru, Jakarta – Prodi Magister Linguistik Terapan (S2 LT) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bekerja sama dengan HISKI usai menyelenggarakan webinar Kajian Inovatif dengan tema “Pragmatisme Bahasa dalam Sastra Politik 1965”. Acara digelar melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui akun Youtube Tribun Network.

Acara dibuka oleh pewara Librilianti Kurnia Yuki, M.Pd. dengan sesi sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan Koordinator Program Studi S2 Linguistik Terapan, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Dalam laporannya, Anoegrajekti mengatakan bahwa webinar ini berfokus membahas peristiwa yang terjadi tahun 1965 yang dikategorikan sebagai salah satu peristiwa yang melanggar HAM.

“Tiga perspektif dari narasumber akan memperkaya pengenalan, pengetahuan, dan pemahaman kita mengenai peristiwa politik yang meninggalkan berbagai sikap dan interpretasi,” sambut Ketua Umum HISKI tersebut.

Dalam perspektif linguistik terapan, fenomena yang terjadi pada tahun 1965 memerlukan perhatian melalui penelitian dan pengajian, sebab selama masa Orde Baru masyarakat cenderung mendapatkan informasi tunggal versi pemerintah.

“Sementara itu, masih banyak teks sastra dan non-sastra yang merepresentasikan Tragedi 1965 dan belum mendapat perhatian serta kajian akademis dari sudut pandang ilmu sastra dan linguistik,” ujar Anoegrajekti.

Melalui Webinar Kajian Inovatif kali ini, Anoegrajekti berharap semoga beragam informasi yang masih tersembunyi dan tersimpan dapat dibuka dan disampaikan dengan terang-benderang dengan menggunakan kaidah-kaidah akademik yang dapat dipertanggungjawabkan secara konseptual dan metodologis.

Sambutan kedua oleh Direktur Sekolah Pascasarjana UNJ, Prof. Dr. Dedi Purwana, E.S., M.Bus. Ia mengatakan bahwa dalam webinar ini audience akan mendapatkan informasi dari narasumber yang telah melakukan kajian secara akademis terhadap permasalahan kebahasaan dan kesastraan tentang peristiwa yang relevan.

“Semoga paparan dari para narasumber menjadi sumber inspirasi bagi para dosen dan peneliti serta para mahasiswa pascasarjana untuk melakukan kajian dan penelitian untuk tugas akhir dan untuk pengembangan karir,” harap Dedi Purwana.

Sastra Politik 1965

Acara beralih ke pemaparan inti para narasumber dengan moderator Dr. Siti Ansoriyah, M.Pd. Narasumber pertama, Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).

Yoseph mempresentasikan materi berjudul “Kajian Fenomena Orwellian Language dalam Sastra Politik 1965”. Ia mengatakan penggunaan bahasa Orwellian dalam negara Orde Baru dapat ditemukan dan merepresentasi Tragedi 1965 dalam berbagai bentuk, mulai dari propaganda politik, penggunaan eufemisme dalam media, dan korporasi, hingga distorsi makna kata-kata dalam hukum dan kebijakan.

“Fenomena ini menunjukkan pentingnya bahasa sebagai alat kekuasaan yang dapat membatasi kebebasan berpikir dan mengendalikan narasi sosial,” terangnya.

Prodi Magister Linguistik Terapan UNJ bersama HISKI Gelar Webinar Pragmatisme Bahasa dalam Sastra Politik 1965

Ia menambahkan, penggunaan bahasa Orwelian untuk merepresentasi Tragedi 1965 dalam negara Orde Baru berdampak pada distorsi (pengaburan) tindakan kejahatan dan pelanggaran HAM berat.

“Dampaknya yang lebih jauh lagi adalah munculnya fenomena banalitas kejahatan di Indonesia,” terangnya.

Berlanjut ke narasumber kedua, Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. (Universitas Udayana Denpasar) membawakan materi berjudul “Mendulang Memori Kolektif di Balik Sastra Politik”. Disampaikannya bahwa pendekatan pragmatik yang membuka jalan memahami makna di balik teks memberikan tawaran kajian bahasa sastra secara inovatif.

“Pragmatik dalam kajian bahasa dan sastra dipertemukan oleh sentralnya peran konteks dan pembaca (dalam memilih konteks) dalam memaknai teks secara subjektif dan argumentatif,” ujarnya.

Prodi Magister Linguistik Terapan UNJ bersama HISKI Gelar Webinar Pragmatisme Bahasa dalam Sastra Politik 1965

Kajian atas dua cerpen dari tahun 1964 karya pengarang Lekra, menunjukkan kuatnya propaganda ideologi Lekra dan PKI di balik teks naratif.

“Pembacaan teks sastra secara pragmatik memberikan bonus dalam mendulang memori kolektif untuk revitalisasi pengetahuan dari tradisi silam-lampau,” ungkapya.

Prodi Magister Linguistik Terapan UNJ bersama HISKI Gelar Webinar Pragmatisme Bahasa dalam Sastra Politik 1965

Sementara itu, narasumber ketiga, Dr. I Wayan Artika, M.Hum. (Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja) membawakan materi berjudul “Diksi dan Ideologi dalam Puisi Lekra”.

“Diksi memegang peranan penting dalam puisi Lekra untuk mencapai tujuan ideologi/partai,” paparnya.

Wayan mengatakan bahwa diksi puisi Lekra menunjukkan terjadinya praktik pragmatisme Bahasa dalam sastra politik, sebelum 1965 (1950–1965).

“Kajian diksi memperjelas hubungan sastra dengan ideologi. Ideologi adalah petikemas atau container diksi yang siap pakai,” pungkasnya.

Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diskusi interaktif dipandu oleh moderator antara audience dengan narasumber. Hingga selesai, webinar ini diikuti oleh 300 audience di  Zoom Meeting dan ditonton 90 kali di laman Youtube.

Prodi Magister Linguistik Terapan UNJ bersama HISKI Gelar Webinar Pragmatisme Bahasa dalam Sastra Politik 1965

beras