Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Putaran Kedelapan, Tukar Tutur Sastra HISKI Bicarakan Hikayat, Sastra Arab, dan Kanonisasi

Putaran Kedelapan, Tukar Tutur Sastra HISKI Bicarakan Hikayat, Sastra Arab, dan Kanonisasi



Berita Baru, Jakarta – Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) kembali gelar Tukar Tutur Sastra putaran 8 (delapan) Sabtu, (24/08/2024).

Bersama 3 (tiga) Komisariat HISKI, acara digelar melalui Zoom Meeting serta disiarkan secara langsung di kanal Youtube HISKI dan Tribun Network. Kegiatan Tukar Tutur Sastra ini difasilitasi oleh Bantuan Pemerintah untuk Penguatan Komunitas Sastra yang dikelola oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Ketiga narasumber adalah Dr. Sudibyo, M.Hum. (HISKI UGM), Prof. Dr. Yulia Nasrul Latifi, M.Hum. (HISKI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), dan Dr. Ari J. Adipurwawidjana, M.A. (HISKI Bandung).

Sebagai moderator, Dr. Endah Imawati, M.Pd. membuka acara dan memperkenalkan para narasumber dan topik yang dibahas oleh ketiga narasumber.

Sebelum paparan materi, acara diawali dengan sambutan Ketua Umum HISKI Pusat, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Anoegrajekti menuturkan sampai bulan kedelapan ini berarti sudah ada 24 Ketua HISKI Komisariat yang terlibat sebagai narasumber.

“Dari Aceh hingga Papua, sudah ada 24 ketua HISKI Komisariat yang turut mempresentasikan persoalan kesusastraan di wilayahnya masing-masing,” ujar guru besar Universitas Negeri Jakarta tersebut.

Anoegrajekti menambahkan, pihaknya berpesan pada masing-masing narasumber untuk segera menuliskan paparannya dalam bentuk makalah yang akan dijadikan sebagai buku karya bersama.

“Publikasi buku tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban intelektual dan bukti kinerja kolaboratif antara HISKI pusat dan masing-masing komisariat,” ungkapnya.

Novi berharap para peserta dapat menyimak sekaligus terinspirasi oleh paparan narasumber, serta terus aktif melakukan penelitian dan memublikasikan hasilnya untuk mencerahkan masyarakat.

Pembicara pertama, Sudibyo membawakan materi berjudul “Meneroka Jawa Melalui Perspektif Migran Arab dalam Hikayat Mareskalek”. Dalam ingatan sosial (Fentress, 1992) Jawa, tutur Sudibyo, Dandeles (Daendels) atau nama lengkapnya Maarschalk Herman Willem Daendels adalah seorang gubernur jenderal yang gagah, ganas, bengis, dan kejam.

“Kekejamannya dinarasikan melalui cerita lisan terutama melalui kerja paksa pembangunan jalan raya pos yang membentang dari ujung barat sampai dengan ujung timur Pulau Jawa,” jelasnya.

Masa pemerintahan Daendels sebagai gubernur jenderal di Jawa (1808—1811) mengilhami penulisan Hikayat Mareskalek dan ‘Arsy al-Mulk. Bahkan, dapat dikatakan bahwa kedua hikayat itu didedikasikan Abdullah Bin Muhammad Al-Misri kepada Daendels.

“Secara garis besar HM ditulis untuk merendahkan orang Jawa dan mengagungkan orang kulit putih dalam hal ini Daendels. Tidak begitu jelas motivasi pengarang menempatkan orang Jawa dan feodalisme Jawa dalam posisi pinggiran seperti itu,” ujar Sudibyo.

Putaran Kedelapan, Tukar Tutur Sastra HISKI Bicarakan Hikayat, Sastra Arab, dan Kanonisasi

Berlanjut ke pembicara kedua, Yulia, yang mempresentasikan materi dengan judul “Kritik dan Dialogisme Agama-agama dalam Novel Saq Al Bambu Karya Saud Al-San’usy (Pendekatan Subjektivitas Slavoj Zizel)”. Ia mengatakan bahwa Novel Sāq al Bambū (Kuwait, 2013) merupakan novel postmodernisme yang kompleks. Ia berkisah tentang penderitaan dan perjuangan tokoh utama, Isa, yang beridentitas ganda.

“Ada tiga tradisi pemikiran yang membentuk teori subjektivitas Zizek, yaitu: Idealisme Jerman, Psikoanalisis Lacan, dan Marxisme (Žižek, 2008). Konsep-konsep yang relevan dengan kajian ini: subjek ada, bersifat terbelah, tindakan radikal, emansipasi, kegagalan representasi, dan fantasi,” paparnya.

Yulia menjelaskan, sebagaimana konsep Dialektika Hegel yang membentuk teori Žižek, subjek yang terus bergerak karena terbelah akan bergerak secara dialektik. Isa sebagai tokoh utama adalah sebuah subjek yang berkesadaran bahwa ia ada dalam lingkaran generasi yang saling bertemu dan berdialektika untuk membentuk sebuah sejarah.

“Ada 4 generasi, yaitu: Generasi I: Isa Al-Tharuf (kakek Isa), yang mewariskan tirani. Generasi II: Rasyid bin Isa (ayahnya Isa) yang mulai memberontak tirani. Generasi III: Isa bin Rasyid bin Isa Al-Tharuf (tokoh utama) yang melakukan perlawanan dan tindakan radikal melawan dan mengubah tirani. Terakhir generasi IV: Rasyid bin Isa bin Rasyid bin Isa Al-Tharuf (anak Isa) yang mendapatkan kebebasan, The Real yang dirindukan, dan fantasi yang dibangun,” paparnya.

Pembicara ketiga, Ari J. Adipurwawidjana, M.A., mempresentasikan materi berjudul “Kritik Sekuler dan Rekonstruksi Kanon”.

Produksi sastra menampakkan kanon yang beragam sesuai dengan lingkungan, permasalahan, dan kebutuhan masyarakat.

“Keberagaman kanon tampak sebagai hasil, sedangkan proses merupakan permasalahan internal yang terlibat, seperti guru, pembelajar, penerbit, dan karakter pembaca,” ujar Ari.

Seusai pemaparan narasumber, acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara audiens dengan narasumber dipandu oleh moderator. Sampai akhir acara, webinar ini diikuti oleh 105 peserta dan ditonton sebanyak 140 kali di kanal Yotube HISKI dan Tribun Jatim.

Sebagai informasi, sama halnya dengan Sekolah Sastra, acara Tukar Tutur Sastra ini merupakan salah satu agenda dari HISKI Pusat yang dipimpin oleh Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Tukar tutur sastra diagendakan berlangsung setiap bulan di minggu ketiga.

Putaran Kedelapan, Tukar Tutur Sastra HISKI Bicarakan Hikayat, Sastra Arab, dan Kanonisasi

beras