Sinergi Kembangkan Ekonomi Umat, Kemendag MoU PBNU
Berita Baru, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menandatangani nota kesepahaman untuk mengembangkan dan memberdayakan ekonomi umat di Yogyakarta pada hari Rabu (10/8/2022).
Dilansir dari msn.com, kerjasama tersebut tersebut terkait sinergi pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“MoU ini merupakan sinergi untuk mengembangkan dan memberdayakan ekonomi umat. Salah satunya, agar UMKM santri naik kelas,” ujar Mendag, Kamis (11/8/2022).
Menurutnya, pada tahun 2021, UMKM berkontribusi dominan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap sebagian besar tenaga kerja. UMKM adalah tulang punggung perekonomian yang perlu didukung dari berbagai lini agar naik kelas demi memperkuat perekonomian Indonesia.
“Dalam mendukung kemajuan UMKM, Kementerian Perdagangan memiliki berbagai fasilitas berupa program pembinaan, pelatihan, dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas SDM, kapasitas bisnis, dan akses pasar UMKM,” ungkap Zulhas.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu menyebutkan beberapa strategi Kementerian Perdagangan untuk memajukan UMKM. Pertama, mendukung percepatan digitalisasi dengan menargetkan seribu pasar dan satu juta pedagang UMKM termasuk warung pangan di seluruh Indonesia.
Kedua, menyediakan ruang usaha dan/atau ruang promosi untuk pemasaran produk dalam negeri, paling sedikit 30 persen dari luas area pusat perbelanjaan. Ketiga, mendukung target program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) sehingga banyak UMKM bergabung platform digital.
Selain itu, kerja sama ini merupakan upaya pemerintah melibatkan PBNU untuk membantu mencapai target pertumbuhan ekonomi pada 2045. Zulhas mengharapkan para insan pesantren dapat berkontribusi untuk memajukan Indonesia.
Mengutip tempo.com, kewirausahaan di lingkungan pesantren, menurutnya, bisa berkembang dengan cara terus ditingkatkannya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing, produktivitas di sektor ekonomi, dan mampu melakukan transformasi digital. Karenanya, Zulhas merasa pemerintah perlu terlibat aktif menguatkan pemahaman digitalisasi kepada para santri.
Penguatan ini sangat penting agar terjadi pengembangan wirausaha bisa terkelola dengan baik, sehingga muncul supermarket murah dari pesantren. “Paling tidak setiap pesantren sudah punya supermarket sendiri yang harganya bersaing,” kata Zulhas.
Saat ini, Zulhas mengungkapkan, sudah ada 48 ribu warung bentukan Kementerian Perdagangan di seluruh Indonesia. Dengan program yang sudah jalan itu, dia meyakini kerja sama tersebut bisa efektif karena hampir 97 persen pedagang ada di setiap lingkungan pesantren.
“Dari produksinya langsung kita bantu agar bisa berkembang dengan baik dan bersaing dengan pasar umumnya,” ujar dia.