Surat Terbuka Seorang Ibu yang Ingin Lingkungan Hidup Baik dan Sehat
Berita Baru Jatim, Probolinggo — Pada Minggu (14/6) Ibu Innayati, warga Kelurahan Kedung Asem, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo menulis Surat Terbuka yang ditujukan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya Bakar dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Surat terbuka tersebut tetang Polusi PT. Berdikari Jaya Bersama yang terletak di Jl. Lumajang, Kedung Asem, Kota Probolinggo. Ibu Innayati mengungkapkan bahwa ia membesarkan anak-anaknya di bawah kubangan asap dan bau menyengat sebuah pabrik oli bekas. “Dari tahun-ketahun kami mencoba bertahan dan bersabar dengan apa yang kami rasakan,” kata Innayati dalam surat terbukanya.
Ia ingin melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan lingkungan yang sehat dan udara yang bersih. Namun pada kenyataannya bukan itu yang dirasakan olehnya. “Rumah kami tidak lagi menjadi tempat yang nyaman buat anak-anak kami beristirahat dan bercengkrama bersama kaluarga”, ungkapnya.
Ia merasa tidak lagi bebas menikmati udara pagi yang bebas polusi sebagaimana undang-undang menjamin haknya. Dia juga merasa sedih melihat anak-anaknya tidak bisa konsentrasi karena karena adanya bau menyengat yang masuk melalui ventilasi rumahnya. “Kami miris ibu… Mewariskan tempat tinggal yang tak lagi layak ditinggali untuk anak cucu kami. Kami sedih ibu, ketika melihat anak-anak terbangun di tengah pulas tidurnya karena bau menyengat yang memenuhi rongga pernafasannya”, terangnya.
Rumahnya menjadi tempat tinggal yang bebas dari polusi dan nyaman untuk ditinggali, itu hanya mimpi. Oleh sebab itu, Ia memohon kepada KLHK dan Gubernur Jatim untuk mewujudkan mimpinya dan ibu-ibu yang ada di sekitar pabrik.
“Kami menggugah hati ibu untuk melihat dan mendengarkan jeritan hati kami sebagai seorang ibu, bukan beras yang kami minta untuk memenuhi lambung anak-anak kami, bukan pula makanan bergizi yang kami minta untuk memenuhi nutrisi anak kami, bukan materi yang kami minta untuk membiayai pendidikan anak-anak kami karena semua itu masih bisa kami upayakan sendiri dengan tangan kami. Namun yang kami minta hanya minta udara bersih dan lingkungan yang sehat tanpa limbah pabrik.” Tandasnya.
Ia menambahkan bahwa masa depan anak bangsa lebih berarti dari sebuah investasi untuk membangun negeri. “Kesehatan anak bangsa jauh lebih penting daripada untuk membangun negeri ini.” Pungkasnya.
Diungkapkan oleh kepala Bidang Tata Penaatan Lingkungan, DLH Kota Probolinggo, Heru Margianto, bahwa tim dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur akan datang ke lokasi. “Surat terbuka itu sudah sampai ke Provinsi. Insyaallah besok (hari ini, Red) tim dari DLH Jawa Timur akan turun untuk menindaklanjuti pengaduan tersebut,” kata dia, pada Senin (16/6) dikutip dari Radar Bromo.
Seperti diketahui, konflik PT. BJB dengan warga sekitar pablik telah lama berlangsung. Warga sekitar menolak keberadaan pabrik pengolah limbah B3 itu. Mereka menilai limbah B3 mencemari udara dan mengancam kesehatan masyarakat. Namun disisi lain PT BJB telah melengkapi semua persyaratan pendirian pabrik yang ditentukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan mulai beroperasi sejak September 2017 lalu. [*]
Semoga segera ada tindak lanjut…, semangat Bu Inayati Sobri
Diberita peloporkrimsus sudah kami komentari juga
“Kalau malem bau nya sangat menyengat sekali, mohon bantuan pihak terkait segera menindaklanjutinya,
Hari ini saya sempat telpon pengurus pabrikny ke no hp ,085280070706, jam 21.30an tgl 06-06-2020, alasany yang namany pembakaran pasti ada bau,
Paling tidak uji ambienny jelas,
Jawabny bukan urusan warga’ itu urasanny dinas terkait…
La…terus warga harus terus menerus menghirup racun B3 ini…”