Survei Politik 2024: Pengaruh NU Kuat di Jatim
Berita Baru, Surabaya – Dalam penilaian Poltracking Indonesia, secara sosiologis religius, Jatim amat erat dengan kultur organisasi massa Islam terbesar, yakni Nahdlatul Ulama. Buktinya, banyak tokoh nasional, bahkan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, lahir dari budaya NU.
Untuk itu, pengaruh NU masih akan kuat dalam mewarnai kontestasi Pilgub Jatim dan pilpres di Jatim. Kader yang merepresentasikan NU lebih berpeluang meraih kemenangan dalam kontestasi tersebut.
Dalam simulasi kandidat gubernur, responden survei menempatkan Khofifah dengan elektabilitas 39,8 persen. Petahana sekaligus Ketua Umum Muslimat NU ini masih unggul jauh dibandingkan dengan Menteri Sosial dan mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dari PDI-P yang mendapat angka 19,5 persen.
Yang cukup mengejutkan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berada di urutan ketiga dengan 9,6 persen. Ini sedikit di atas Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak yang mendapat angka 9,2 persen, tetapi jauh di atas Wali Kota Pasuruan dan mantan Wagub Jatim Saifullah Yusuf (5,8 persen).
Pada simulasi calon wagub, Emil teratas dengan perolehan 28 persen. Berikutnya adalah Eri dengan 13,2 persen. Jauh di bawahnya adalah Sarmuji (Ketua Partai Golkar Jatim) dengan 3,4 persen. Dari dua simulasi tadi terlihat bahwa Emil dan Eri lebih diinginkan untuk digandeng atau tidak bertarung dalam perebutan kursi gubernur.
Kontestasi gubernur kemungkinan diharapkan terjadi antara Khofifah, Risma, dan Saifullah. Hanya Risma yang bukan pengurus dalam struktur NU. Khofifah dan Saifullah pernah bertarung dalam kontestasi 2018. Pada dua kontestasi sebelumnya, Khofifah kalah dari pasangan Soekarwo-Saifullah.
Artinya, untuk pertarungan di arena Pilgub Jatim, Khofifah dan Saifullah sudah dianggap kenyang pengalaman pahit dan manis. Jika Risma masuk dalam gelanggang kontestasi, dapat diasumsikan membawa nuansa persaingan berbeda.