Tiga Alasan Kenapa Kampus Takut BEM yang Kritis?
Berita Baru, Kolom – Kampus merupakan tempat yang harusnya merupakan wadah bagi perkembangan akademik dan intelektual mahasiswa. Namun terkadang, kampus juga menjadi tempat dimana hak-hak mahasiswa dibatasi atau bahkan dihilangkan demi kepentingan pihak-pihak tertentu.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kampus seringkali takut jika BEM kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak kampus atau pemerintah.
Pertama, BEM yang kritis dapat mengungkapkan berbagai masalah yang terjadi di kampus yang mungkin tidak diketahui oleh pihak lain. BEM yang kritis akan memastikan bahwa kepentingan mahasiswa terlindungi dan tidak diabaikan demi kepentingan pihak-pihak lain.
Tentu, hal ini dapat menjadi ancaman bagi pihak kampus atau pemerintah yang mungkin merasa terancam dengan keberlangsungan kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan di kampus.
Kedua, BEM yang kritis juga dapat membuka mata mahasiswa terhadap berbagai masalah yang terjadi di kampus, sehingga mahasiswa dapat lebih peduli dan terlibat dalam pengambilan kebijakan di kampus.
Kondisi tersebut dapat mengakibatkan terjadinya tekanan dari mahasiswa terhadap pihak kampus untuk mengubah kebijakan yang tidak sesuai dengan kepentingan mahasiswa.
Ketiga, BEM yang kritis juga dapat mengakibatkan terjadinya perubahan struktur kekuasaan di kampus. BEM yang kritis akan memperjuangkan agar mahasiswa dapat ikut serta dalam pengambilan kebijakan di kampus, sehingga pihak kampus tidak lagi memegang kekuasaan tunggal dalam menentukan kebijakan. Hal ini tentu saja dapat menjadi ancaman bagi pihak kampus yang mungkin merasa terancam dengan kehilangan kekuasaannya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika kampus seringkali takut jika BEM kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak kampus atau pemerintah. Namun demikian, BEM yang kritis juga merupakan bagian dari demokratisasi kampus yang harus terus dijaga agar hak-hak mahasiswa tidak diabaikan.