Kader PMII Belum Bangkit
Berita Baru, Solo – 63 tahun PMII mendayung di atas gelombang keIsalaman dan kebangsaan. Tentu itu bukan perjalanan yang sebentar. Lika-liku panjang sejarah bangsa pun menjadi bagian yang tak terpisahkan.
Kini, tibalah saatnya PMII mesti kembali menegaskan sikap politiknya sebagai gerakan sosial keummatan. Kiwari, tantangan berat PMII bukan hanya isu politik identitas dan perpecahan bangsa. Namun kemunduran demokrasi dan praktik korupsi menjadi masalah yang tak sepele.
Sebagai komunitas kritis, kader PMII tidak bisa tinggal diam melihat pembungkaman kemerdekaan berpendapat. Kader PMII pun tak boleh memalingkan muka melihat perilaku korup para penguasa yang hilir mudik di media sosial.
Kader PMII sudah sepatutnya mengambil bagian menyikapi permasalahan akut tersebut. Memang, ada kader-kader yang memilih nyaman oleh pengaruh empuknya kekuasaan. Namun, di sebrang jalan yang lain, masih banyak kader PMII yang terus memegang teguh Tri Komitmen PMII yakni Kebenaran, Kejujuran dan Keadilan.
Di sisi lain, kepekaan kader PMII sedang diuji oleh hegemoni populisme politik Indonesia. Kader PMII belum bangkit melawan secara paradigmatik sebagai instrumen dalam rangka menegakkan cita-cita luhur PMII.
PMII adalah obor di tengah kegelapan demokrasi. Ingat, baik-baik, jangan hanya karena senior berada dan mesra dengan kekuasaan lalu menjadi macan di kebun binatang. Terlihat sangar tapi dalam kurungan. Terlihat sangar dan hanya menjadi pajangan.
Kader PMII harus tetap kritis dalam arti kata terus bergerak untuk mendorong perbaikan kebijakan yang lebih berpihak kepada ummat.
Bagaimanapun juga cita-cita PMII tetap permanen berkomitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Hal itu senantiasa menjadi nyanyian yang selalu digelorakan, hingga PMII menjadi organisasi yang tetap setia mengawal perubahan ke arah Indonesia yang berdaulat dan membawa rahmat.
Inilah kami wahai Indonesia, putera bangsa bebas MERDEKA!