Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bulan Keenam, Sekolah Sastra Hiski Angkat Tema Sosiologi Sastra

Bulan Keenam, Sekolah Sastra Hiski Angkat Tema Sosiologi Sastra



Berita Baru, Jakarta — Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) kembali gelar Sekolah Sastra putaran keenam. Acara disiarkan secara langsung di kanal Youtube Hiski dan juga Tribun Network pada Sabtu (08/06).

Mengangkat tema Sosiologi Sastra, pertemuan tersebut menghadirkan narasumber Dr. Aprinus Salam, M.Hum. dan moderator Ferry Kurniawan, M.Pd.

Sebelum memasuki agenda inti, acara diawali dengan sambutan Wakil Ketua 1 Hiski Pusat, Prof. Dr. Mohd Harun, M.Pd.

Harun mengatakan bahwa kerapkali ada pertanyaan yang muncul ketika ada perbincangan terkait Sosiologi Sastra. Di luar disiplin ilmu sastra dan kebahasaan, term ‘Sosiologi’ dan ‘Sastra’ adalah suatu hal yang terpisah.

“Namun dalam rumpun ilmu kesusasteraan, khususnya penelitian sastra interdisipliner, sosiologi sastra merupakan satu perangkat teori yang utuh. Sosiologi sastra digunakan untuk menghadapi dan mendalami sebuah teks sastra,” jelas Harun.

Harun berharap, Sekolah Sastra kali ini dapat memberi pencerahan sekaligus pengetahuan baru untuk menginspirasi penelitian.

“Semoga para peserta dapat menjalankan diskusi dengan interaktif dan menjadikan Sekolah Sastra ini sebagai ruang diskusi yang menyenangkan,” harapnya.

Bulan Keenam, Sekolah Sastra Hiski Angkat Tema Sosiologi Sastra

Berlanjut ke pemaparan materi. Aprinus mempresentasikan materi berjudul “Sosiologi Cinta: Pengantar untuk Kajian Sastra”

Aprinus mengatakan, sastra menjadi sumber pengetahuan, mitos dan imajinasi. Tak hanya itu, teks sastra juga dapat mendorong gerakan-gerakan sosial atau politik.

“Kajian sastra menghubungkan latar belakang pengarang dengan masyarakatnya, sastra sebagai representasi sosial dan konstruksi ideologi,” ujarnya.

Aprinus mengatakan bahwa sosiologi cinta adalah kajian yang mencoba menjelaskan implikasi-implikasi strukturasi sosial.

“Termasuk ideologisasi dan kuasa tatanan sosial yang berpengaruh terhadap karakterisasi, baik sebagai preseden, sikap, perilaku dan keputusan-keputusan yang diambil tokoh-tokoh cerita,” terang Aprinus.

Aprinus menjelaskan dalam situasi dan kondisi tersebut, teks sastra dapat diuji bagaimana kehadiran dan ketidakhadiran cinta dalam suatu alur penceritaan.

Acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara narasumber dan audiens. Sampai akhir acara, Sekolah Sastra kali ini diikuti sekitar 312 peserta di Zoom Meeting dan telah ditonton sebanyak 200 kali di kanal Youtube hingga berita ini dirilis.

Sebagai informasi, Sekolah Sastra merupakan salah satu program kegiatan Hiski Pusat yang diketuai oleh Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M. Hum. Sekolah sastra ini rutin digelar setiap bulan di minggu pertama dan kedua, sementara untuk minggu ketiga digelar agenda Tukar Tutur Sastra.

Bulan Keenam, Sekolah Sastra Hiski Angkat Tema Sosiologi Sastra

beras