Gerakan Nusantara Jawa Timur: Eks Kades Muda Motori Deklarasi Relawan AMIN

Berita Baru, Surabaya – Suara anak muda Jawa Timur bergemuruh di Surabaya, pada tanggal 2 Desember 2023, saat Relawan Anies-Muhaimin (AMIN) secara resmi mendeklarasikan “Gerakan Nusantara Jawa Timur” dengan semangat “Anak Muda Satu Nusa Satu Suara.”

Acara yang dimulai pada pukul 19.00 hingga 22.00 ini, bukan hanya sebuah pertemuan rutin, melainkan sebuah peristiwa bersejarah yang menggema dalam kehidupan politik dan kreativitas pemuda di Jawa Timur.

Dalam sebuah Diskusi Visi Misi Pasangan AMIN, para pemuda dari berbagai kalangan, termasuk dosen muda, karang taruna, organisasi pemuda, pemuda creative hub, pemuda lintas agama, ultras garuda (suporter timnas), dan ultras bonek, berkumpul untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Anies-Muhaimin.

Ketua Gerakan Nusantara (Anak Muda Satu Nusa Satu Suara), Dimas Oky Nugroho, dalam pidato pembukaannya menyatakan, “Deklarasi di Jawa Timur ini adalah yang pertama, dan akan diiringi oleh deklarasi-deklarasi berikutnya di berbagai daerah di seluruh Indonesia.”

Suasana haru dan semangat nasionalisme terasa kental ketika Dimas menggambarkan momen ini sebagai awal dari gelombang perubahan yang akan merangkul pemuda Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Gerakan Nusantara Jawa Timur: Pemimpin adalah Gagasan!

Acara yang dimotori oleh Eks Kades Muda, Fahrur Rozi, mencerminkan keberagaman pemuda yang bersatu demi Indonesia lebih baik. Sebanyak 20 peserta dari berbagai latar belakang tersebut menunjukkan kesatuan dalam perbedaan, menjadikan acara ini bukan sekadar pertemuan politik biasa, tetapi perwujudan semangat kebangsaan dan persatuan.

Pada momen tersebut, Fahrur Rozi memberikan pandangan pentingnya pemilihan pemimpin berdasarkan gagasan yang diusung oleh pasangan capres-cawapres.

“Anak Muda hari ini memilih pemimpin berdasarkan gagasan, bukan karena gimik-gimik.” Tegas Rozi.

Pernyataan ini mencerminkan semangat kaum muda yang semakin kritis dan memilih pemimpin berdasarkan visi, bukan sekadar popularitas.