Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

M. Haddad Alwi Nasyafiallah, Nahkoda Baru PMII Banyuwangi

M. Haddad Alwi Nasyafiallah, Nahkoda Baru PMII Banyuwangi



Berita Baru, Banyuwangi – Dalam sebuah organisasi kemahasiswaan, sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk menegakkan nilai-nilai demokrasi. Salah satunya, terus mengupayakan regenerasi.

Proses regenerasi yang terus berlanjut merupakan indikasi bahwa nilai-nilai demokrasi terus hidup. Tentu, dengan perjuangan yang tidak bisa dikatakan mudah.

Seperti halnya yang terjadi dalam tubuh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Cabang Banyuwangi, Jawa Timur.

Pada (18/11) lalu, estafet kepemimpinan Pengurus Cabang (PC) PMII Banyuwangi telah dimandatkan kepada M. Haddad Alwi Nasyafiallah. Ia terpilih menjadi mandataris Ketua PC PMII Banyuwangi.

Melalui perjalanan yang terjal, sahabat Nasa—sapaan akrab—akhirnya mengemban amanah besar untuk menahkodai dan menjadi penentu arah gerakan PMII Banyuwangi ke depan.

Melihat situasi dan kondisi yang penuh dengan distorsi informasi seperti sekarang ini, perlu pemikiran dan langkah yang tepat untuk mempertegas eksistensi PMII di tengah perhelatan sosio-politik yang kian hari mengalami regresivitas. Terutama, dalam hal komitmen dan konsistensi generasi muda.

Spirit yang melandasi sahabat Nasa dalam berkhidmah adalah nilai-nilai, konstitusi, dan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah guna menjadi counter ideologi-ideologi ekstremis yang tidak dapat dibendung oleh sekedar wacana-wacana normatif.

Sebagai langkah awal, ia harus merekonsiliasi dan memiliki komitmen untuk merealisasikan visi “Mewujudkan PMII Banyuwangi yang Kritis, Responsif, dan Progresif Guna Mencapai PMII Banyuwangi Berdaya Saing Global” yang menjadi grand oriented PMII Banyuwangi secara umum.

Selain itu, Nasa mempunyai tugas yang sangat krusial dalam merevitalisasi kultur intelektual yang ada di Banyuwangi, terutama intelektual yang berlandaskan Ahlussunnah wal Jama’ah. Sehingga, para kader PMII mampu bersaing dengan kompetitor lain tanpa harus merasa bahwa dirinya tidak memiliki kompetensi apa pun.

Dengan kemampuan konselingnya—ia tercatat sebagai mahasiswa aktif pascasarjana Universitas Negeri Surabaya (UNESA)—yang ditempuh selama duduk di bangku perkuliahan, memudahkan PC PMII Banyuwangi untuk membangkitkan kultur intelektual atau—meminjam istilah Al Jabiri—nahdlatut turats yang selama ini cenderung dekaden (menurun, Red.) dengan menyesuaikan karakteristik Komisariat yang ada di ujung timur pulau Jawa.

Ia juga memiliki gagasan bahwa, sistem kaderisasi harus berbasis zonasi. Melihat, Komisariat yang ada di bawah PC PMII Banyuwangi sebanyak delapan komisariat. Tentu, semuanya memerlukan pengawasan dan kontrol untuk terus meningkatkan sistem kaderisasi.

“Salah satu program saya selama satu periode ke depan adalah, menciptakan sistem kaderisasi zonasi. Nantinya, komisariat yang ada, akan terbagi beberapa zonasi. Menurut saya, hal ini akan mempermudah kinerja cabang untuk terus mengawal kaderisasi yang ada di Banyuwangi,” ucapa pemuda yang juga termasuk Dzurriyah KH. Askandar tersebut.

Kendati spektrum kaderisasi menjadi fokus utama dalam kepemimpinan sahabat Nasa, beberapa program unggulan juga digalakkan, antara lain membuat aplikasi database, kebijakan yang transparansi, hingga memunculkan karakteristik PMII Banyuwangi yang autentik dan mampu bersaing di tingkat nasional.

“Selama ini, kita menerima klaim-klaim dari berbagai daerah atau cabang tertentu yang memiliki karakteristik. Sudah menjadi kesempatan kita saat ini untuk menciptakan karakteristik PMII Banyuwangi yang mampu berdaya saing setingkat nasional. Sehingga, eksistensi kita dapat diperhitungkan,” tegas Nasa.

beras