Membersamai Diskusi PMII Probolinggo, Buya Husein Muhammad: PMII Harus Membagikan Pengetahuan dan Mempraktikkan Keadilan
Berita Baru, Probolinggo – Dalam upaya menjaga stabilitas kaderisasi, Bidang Internal (Kaderisasi) PC PMII Probolinggo adakan Forum 17-an (FORTA) pada hari Jumat 29 November 2024 melalui zoom meet.
Forta chapter II langsung dibersamai oleh KH. Husein Muhammad, Pengasuh Pesantren Dar Al Tauhid Arjawinangun Cirebon Jawa Barat dan Zumrotun Nafisah, Ketua Korps PMII Putri (Kopri) PKC PMII Jawa Timur. Beliau berdua hadir sebagai narasumber.
Dedi Bayu Angga sebagai Ketua Bidang Internal PC PMII Probolinggo dalam sambutannya mengatakan bahwa Forta ini berlangsung rutin pada tanggal 17 di setiap bulannya.
“Tapi kali ini terselenggara pada tanggal 29, karena mengingat akhir-akhir ini banyak kesibukan sehingga pihak kami tidak terlalu fokus. Tapi kami tetap berusaha bagaimana ikhtiar kami dan proses kaderisasi di PMII Probolinggo tetap terawat dengan baik,” jelas Mustasyar PBNU itu.
Buya Husein Muhammad sebagai narasumber pertama dalam diskusi ini mengatakan bahwa dirinya dari dulu hingga sekarang masih sangat terlibat aktif di berbagai forum PMII. Apalagi beliau mengaku pernah aktif di PMII ketika beliau masih kuliah di PTIQ Jakarta, sehingga beliau sangat berharap PMII hari ini bisa terus dikelola dengan baik.
“Kita harus mengelola PMII dnegan baik, utamanya dalam ranah intelektual. Kita harus menyediakan forum ilmiah mingguan, jangan hanya nongkrong belaka. Menyediakan kajian yang diisi dengan membaca buku atau membagikan isi buku lalu mempresentasikan isi buku itu,” harap pendiri Fahmina Institute itu.
“Gunakan waktu sebaik mungkin, mendiskusikan satu tema, itu adalah modal yang paling penting bagi kita sebagai mahasiswa,” tambahnya.
Buya Husein sangat berharap kepada Kader PMII untuk benar-benar serius dalam berporses. Karena menurut beliau, ada urusan bangsa yang menjadi tanggung jawab anak muda yang kedepannya menjadi penentunya.
“Umat perempuan yang cerdas, lemah, atau yang mandiri. Tergantung dari kondisi perempuan itu sendiri. Jadi kita harus benar-benar menentukan masa depan bangsa. Karena urusan bangsa ada di tangan kita, dan pemudalah yang akan menjadi penentu keberadaan bangsa tersebut,” jelas penulis buku Islam Agama Ramah Peremuan itu.
Kepada Kader PMII, Buya Husein Muhammad sanat berharap untuk terus menjalin komunikasi dan memperluas jaringan dengan siapapun. Karena menurut beliau, menjalin kesalingan adalah bagian kunci kesuksesan sebuah bangsa, tapi jangan sampai lupa dengan keadilan bagi semua.
“Tujuan utama untuk kita (manusia) diciptakan yaitu bukan untuk memperoleh kegembiraan fisik, tetapi mempraktekkan keadilan,” tegasnya.
Di akhir pemateriannya, Buya Husein Muhammad mengatakan bahwa setiap kehidupan yang dilalui di dunia ini harus bisa dilewati dengan sesuatu yang bermanfaat.
“Jangan biarkan hari-harimu pergi tanpa membaca dan menulis, tanpa membagikan pengetahuan, dan tanpa menebarkan cinta,” pungkas penulis buku Fiqh Perempuan itu.