Pertemuan Kedua, Sekolah Sastra HISKI Kembali Dalami Tema Etnopuitika
Berita Baru, Jakarta – Setelah pertemuan pertama yang digelar pada (06/01) lalu, agenda Sekolah Sastra yang digagas Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) Pusat kembali buka kelas keduanya, pada Sabtu (20/01).
Diselenggarakan melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube HISKI dan Tribun Jatim, pertemuan kedua kali ini masih dengan tema dan diskursus yang sama, yakni Etnopuitika.
Sementara itu, narasumber pada kelas kedua kali ini juga masih sama, yaitu Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. (Universitas Negeri Malang) dan dimoderatori oleh Dr. Endah Imawati, M.Pd. (Tribun Network).
Acara dibuka dengan sambutan oleh Ketua Umum HISKI, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Pertama-tama, ia mengajak seluruh audiens untuk mengirim doa dan berbelasungkawa atas meninggalnya penyair Indonesia, Abdul Hadi WM.
Kedua, Novi mengatakan bahwa acara Sekolah Sastra pertama kemarin mendapat respon baik dan antusiasme yang tinggi dari para peserta. Menurutnya, hal tersebut menjadi satu indikator keberhasilan Sekolah Sastra dalam menginspirasi para peserta yang ikut.
“Pada pertemuan yang pertama telah dijelaskan apa yang dimaksud etnopuitika, perkembangan etnopuitika, objek kajian, teori dan metode. Etnopuitika biasanya dijadikan bidang kajian etnologi, antropolologi, folklore, stilistika, linguistic, sastra, dan kajian terjemahan. Agar pemahaman kita utuh, mari kita simak pemaparan dari narasumber dengan seksama. Semoga, pelajaran dan metode yang dijelaskan menambah wawasan kita dan dapat diimplementasikan pada setiap riset dan kajian yang berfokus pada Etnopuitika,” harapnya.
Masuk pada acara inti, setelah sebelumnya membawakan materi berjudul “Etnopuitika: Dari Konseptualisasi Sampai Metodologi”. Kini Djoko Saryono membawakan materi dengan judul “Etnopuitika: Model Teoritis dan Kajian”.
Djoko mengatakan bahwa pada pertemuan kedua ini, para peserta diajak untuk menyegarkan ingatan sekaligus mendalami aspek-aspek ontologis, kontekstual dan sisi historis Etnopuitika atau Etnografik Puitis.
Dalam presentasinya, Djoko memberikan berbagai contoh-contoh kajian Etnopuitika, sekaligus beragam model kajian: Model Kajian Jakobson, Rotherberg, Dell Hymes, dan Tedlock.
Paparan dan diskusi selama 120 menit berjalan dengan lancar. Para peserta juga memberikan antusiasme dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada topik terkait kepada narasumber.
Sampai akhir acara, Sekolah Sastra kali ini diikuti oleh kurang lebih 322 peserta di Zoom Meeting dan telah ditonton sebanyak 620 kali di kanal Youtube.
Sebagai informasi, pertemuan ketiga dan keempat Sekolah Sastra akan kembali digelar pada tanggal 3 & 10 Februari. Tema yang akan diangkat pada bulan kedua tersebut adalah Sastra Pariwisata.