Puisi “Membaca Tanda-tanda” Karya Taufiq Ismail
Puisi – Taufiq Ismail, penyair yang dikenal luas sebagai tokoh sastrawan Angkatan ’66 ini lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935 dan dibesarkan di Pekalongan. Dalam Tempo, Mei 2008 disebutkan bahwa ia pernah menggunakan nama samaran, yaitu Nur Fadjar.
Taufiq Ismail itu penyair yang membutuhkan pendengar karena padanya ada pesan yang didasarkan pada keyakinan agama Islam yang kuat dan sekaligus sebagai orang yang selalu melibatkan dirinya dengan sungguh-sungguh kepada masalah sosial politik pada masanya.
Puisi dengan judul Membaca Tanda-tanda karya Taufik Ismail merupakan salah satu dari sekian banyak puisi yang di tulis oleh Taufik Ismail. Beberapa puisi yang ditulis beliau ialah kembalikan Indonesia padaku, mencari sebuah masjid, Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia dan masih banyak lagi.
Taufik Ismail dalam puisinya Membaca Tanda-tanda banyak menyindir manusia sebagai khalifah di bumi yang masih saja merusak alam dengan perburuan hewan, penebangan hutan, dan lain sebagainya yang menyebabkan alam kehilangan keindahannya.
Berikut Puisi Membaca Tanda-tanda Karya Taufiq Ismail.
Membaca Tanda-tanda
Ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan
dan meluncur lewat sela-sela jari kita
Ada sesuatu yang mulanya tidak begitu jelas
tapi kita kini mulai merindukannya
Kita saksikan udara abu-abu warnanya
Kita saksikan air danau yang semakin surut jadinya
Burung-burung kecil tak lagi berkicau pergi hari
Hutan kehilangan ranting
Ranting kehilangan daun
Daun kehilangan dahan
Dahan kehilangan hutan
Kita saksikan zat asam didesak asam arang
dan karbon dioksida itu menggilas paru-paru
Kita saksikan
Gunung membawa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa air
Air membawa banjir
Banjir air mata
Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda?
Allah
Kami telah membaca gempa
Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama
Kami telah dihujani api dan batu
Allah
Ampunilah dosa-dosa kami
Beri kami kearifan membaca tanda-tanda
Karena ada sesuatu yang rasanya mulai lepas dari tangan
akan meluncur lewat sela-sela jari
Karena ada sesuatu yang mulanya tak begitu jelas
tapi kini kami mulai merindukannya.