Ranting NU Sarana Perekat Ukhuwah Agama dan Sosial Kemasyarakatan
Berita Baru, Sumenep – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, KH A Pandji Taufiq menyampaikan peran penting ranting NU. Beliau menuturkan bahwa ranting merupakan sarana perekat ukhwah agama dan sosial kemasyarakatan.
“Saya merasakan hal yang luar biasa di tengah-tengah silaturahmi ini. Silaturahmi ini dapat memperkuat ukhwah kita,” ucap beliau saat menghadiri acara silaturahmi dan konsolidasi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) dengan seluruh elemen NU setempat, Ahad (05/06/2022).
Dalam acara yang dipusatkan di Mushola Babut Taubah Ranting NU Desa Dapenda, Kecamatan Batang-batang, beliau menerangkan di masyarakat pedesaan begitu kental dengan adat istiadat dan beragam fenomena sosial. Maka tidak heran jika fokus penguatan NU di Sumenep dititikberatkan pada penguatan ranting.
“Kalau di pedesaan ada selamatan, sunatan, atau hajat-hajat lainnya mesti ke masjid atau mushola. Masjid begitu kental dengan fenomena agama maupun sosial. Keberadaan ranting begitu dekat dengan fenomena itu,” terangnya.
Alumni Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu menjelaskan, tugas NU diantara memperkuat keagamaan harus mampu memelihara agar NU tetap mengalir ke berbagai penjuru dimana warga NU berada.
“Salah satunya dengan cara turun ke ranting. Ranting dapat dijadikan sarana silaturahmi antara berbagai elemen masyarakat. Bahkan silaturahim NU itu beda dengan orang yang diluar NU. Setiap ada perkumpulan ranting biasanya didahului dengan sholat ghaib,” tandasnya.
Kiai Pandji bercerita bahwa setibanya di acara tersebut, ia menanyakan kiat awet muda ke Kiai Marsuk yang merupakan tokoh sepuh NU Desa Dapenda. Menurut Kiai Marsuk cara awet muda cukup sering bersilaturahmi dan tahlilan.
“Saya diberi ijazah bagaimana kiat-kiat agar tetap awet muda, ternyata kuncinya suka bersilaturahmi dan bertahlil,” pungkasnya.