Saran dan Masukan dalam Pembangunan Alun-alun Kota Surabaya
Berita Baru, Surabaya – Basement alun-alun Kota Surabaya dibuka secara terbatas, pada tanggal 19 hingga 23 Desember besok. Terdapat beberapa penjual di dalamnya. Di samping itu pameran karya warga Surabaya juga akan memeriahkan.
Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Baktiono mengatakan, bahwa secara resmi pembangunan alun-alun yang menelan anggaran Rp. 68 Miliar tersebut masih pada tahap uji coba.
“Untuk peresmiannya masih menunggu uji coba dengan fasilitas-fasilitas yang ada. Sekarang ini masih belum lengkap seperti harapan Pemkot Surabaya,” ujarnya, saat meninjau alun-alun Kota Surabaya, Rabu (22/12/2021).
Ia mengaku senang melihat antusiasme masyarakat yang menikmati fasilitas-fasilitas Alun-alun yang disuguhkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya ini.
“Hingga warga Surabaya ini bisa betah di dalam kotanya sendiri, bisa menikmati hasil Pembangunan pemerintah kota,” katanya.
Politisi Partai PDIP Surabaya ini mengatakan, bahwa alun-alun yang dikerjakan pada tahun 2017 lalu, masih belum 100% selesai.
Pasalnya, diproyeksikan alun-alun tersebut dibangun dengan konsep basement, bisa tembus ke Jl. Pemuda, Jl. Yos Sudarso, hingga Jl. Pemuda No. 17.
“Awalnya Jl. Pemuda no. 17 itu akan dibangun gedung bertingkat juga, sebagai fasilitas alun-alun ini ada yang menggugat, dan masih berperkara di hukum,” jelasnya.
Ia berharap, adanya keputusan yang sama-sama menguntungkan, antara penggugat bisa membangun. Dengan, disesuaikan dengan konsep alun-alun Pemerintah Kota Surabaya.
Baktiono melihat kualitas bangunan yang saat ini harus ada perbaikan-perbaikan dari kontraktor. Menurutnya, saat ini pembangunan alun-alun masih masuk masa garansi.
“Jadi kalau ada kekurangan, kerusakan itu tanggungjawab dari kontraktor, maka dari itu dari Dinas terkait, dan kontraktor. Kami minta untuk segera memperbaiki, sesuai dengan spesifikasi dan nilai kontrak,” tegasnya.
Ia juga menyinggung fasilitas WiFi di dalam basement alun-alun tersebut. Ia mengkhawatirkan sinyal dari telpon seluler tidak bisa terkoneksi.
“Jadi perlu dipasang WiFi pada basement ini, maupun di outdoor,” harapnya.
Di sisi lain, Josiah Michael, Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, menanggapi kualitas bangunan Alun-alun Surabaya tersebut.
Ia menyebut adanya kecacatan dalam pengerjaan tahap akhir dan diduga penurunan kualitas bahan baku dalam proyek alun-alun Surabaya tersebut.
“Kontraktor yang mengerjakan alun-alun ini dengan tidak sempurna. Saya menemukan banyak deffect (kerak) disana, terutama pada lantai,” jelasnya.
Ia menyebut ada keteledoran pengawasan kualitasnya. Sehingga, ia mengingatkan Pemkot Surabaya, saat serah terima dari kontraktor harus memperhatikan daftar periksanya.
“Sayang dong, bangunan yang menghabiskan milyaran, tapi hasilnya, secara kasat mata itu bagus, tapi kalau Saya melihat sebagai kontraktor, deffect-nya banyak,” sesalnya.
Menurutnya, granit yang dipasang pada basement alun-alun, merupakan granit yang cuma satu lapis saja. Efeknya, lantai granit rentan langsung meresap.
Jika kualitas granit dengan dua lapis, bisa dipastikan tidak akan meresap dan menjadikan kerak. “Solusinya harus diganti, dan ndak bisa dibersihkan,” tuturnya.
Politisi Partai PSI Surabaya ini menyebutkan, dengan anggaran Rp. 68 miliar sangat memungkinkan. Mengingat untuk membuat trowongan, akan tetapi pengerjaan tahap akhirnya mengecewakan.
“Harusnya Pemkot Surabaya harus lebih berhati-hati, dengan kontraktor yang mengerjakan dibawah spesifikasi. Kalau lain kali seperti itu, ngga boleh diterima dong,” pungkasnya. [Arga]