Warga Ring 1 KEK JIIPE Gresik Tagih Komitmen Serapan Tenaga Kerja Lokal
Berita Baru, Gresik – Masyarakat ring 1 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik menagih komitmen perusahaan dalam memprioritaskan serapan tenaga kerja lokal. Hal itu disampaikan kalangan pemuda Desa Bedanten, Kecamatan Bungah yang tergabung dalam Karang Taruna Kerabat saat menggelar sarasehan kepemudaan bertajuk ‘Menguatkan Peran Pemuda di Era Industrialisasi’, Jumat (10/9).
Mereka menilai, komitmen tersebut belum sepenuhnya berjalan secara maksimal lantaran terganjal berbagai persoalan. Terutama terkait kompetensi dan standarisasi yang diterapkan oleh pihak perusahaan, sehingga warga yang tinggal di ring 1 masih belum banyak yang terakomodir sebagai tenaga kerja lokal.
“Kami mempertanyakan penyerapan tenaga kerja lokal dan UMKM. Saya kira ini penting, karena kami juga punya hak karena masuk di wilayah ring 1 yang tinggal berdekatan dengan kawasan industri JIIPE,” tanya Amin Sholeh, salah satu pemuda desa setempat.
Merespon hal itu, Humas PT BKMS Mifti Haris yang hadir sebagai salah satu pembicara menyatakan, segala aspirasi warga khususnya yang berada di sekitar kawasan KEK JIIPE Manyar Gresik akan menjadi atensi prioritas bagi perusahaannya. Khusus tenaga kerja, tetap mempertimbangkan kompetensi yang telah menjadi standar perusahaan masing-masing.
“Kita terus upayakan untuk memprioritaskan warga sekitar kawasan, tetapi kita tidak bisa serta merta memasukkan dan memberikan peluang kerja, karena memang harus ada kompetensi,” ungkap Mifti.
“Kita ini kan hanya seperti pengurus RT, karena kita hanya menguruk lahan dan menjualnya ke perusahaan-perusahaan. Tetapi kedepan kita akan melakukan kontrol terkait peluang tenaga kerja khususnya bagi warga lokal,” imbuh dia.
Sementara, Ketua Forum Kota (Forkot) Gresik Harus Sofwanul Faqih menegaskan bahwa faktanya sampai saat ini basis industri yang berdiri di Kabupaten Gresik belum sepenuhnya maksimal dalam mengakomodir tenaga kerja lokal.
“Basis industri yang ada di Gresik saat ini belum sepenuhnya maksimal menyerap tenaga kerja lokal, bahkan masyarakat sering dihadapkan dengan aturan yang membingungkan dan menghambat untuk masuk menjadi tenaga kerja di perusahaan, dan ini sudah sering kita sikapi,” terangnya.
Di sisi lain, Anggota Komisi II DPRD Gresik M Syahrul Munir yang juga hadir menyampaikan bahwa sebenarnya anggaran daerah bisa dimaksimalkan untuk peningkatan kapasitas SDM melalui program upgrading skill. Tujuannya, untuk mengambil peluang multiplayer effect industri dengan membangun dinergi dan kemitraan.
“Seperti pokok pikiran (Pokir) dewan itu kan juga bisa digunakan untuk pelatihan peningkatan kapasitas untuk memenuhi standar perusahaan agar warga lokal bisa sepenuhnya terakomodir,” ujar Syahrul.
Politisi muda asal PKB itu menyebut, ada dua hal penting yang harus terpenuhi sebagai syarat wajib agar lebih mudah mengambil peluang kerja di perusahaan, yakni keahlian dan keprofesian.
“Salah satu dari dua hal itu harus dimiliki. Selai itu kita juga sedang fokus membangun sinergi agar bagaimana informasi peluang-peluang kerja tidak putus di tengah jalan dan bisa sampai kepada masyarakat,” terangnya.
Sekedar informasi, sarasehan juga dihadiri Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Bungah meliputi Camat Bungah Munir, Kapolsek Bungah AKP Sujito, Danramil Bungah Kapten Cba Moch Ridlon serta puluhan pemuda Desa Bedanten.