Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

3 Kecamatan di Sumenep Sepakat Tolak Penambangan Fosfat PT Astranawa
Masyarakat di tiga kecamatan menolak tambang Fosfat oleh PT Astranawa.

3 Kecamatan di Sumenep Sepakat Tolak Penambangan Fosfat PT Astranawa



Berita Baru Jatim, Sumenep – Penolakan tambang Fosfat di Kabupaten Sumenep terus mendapat dukungan. Setelah Kecamatan Bluto dan Ganding, kini giliran Kecamatan Gapura yang mulai bergerak untuk menolak.

Masyarakat dari berbagai desa di Kecamatan Gapura melakukan konsolidasi pada Sabtu malam (30/01/21) kemarin. Mereka berkumpul untuk menyamakan pandangan tentang ancaman akan adanya penambangan fosfat. Mereka sepakat untuk menolak penambangan itu yang biasanya dimulai dari eksploitasi tanah yang semakin marak.

“Acara ini kita laksanakan di Andulang karena dalam peta yang sudah viral beredar, Andulang masuk dalam titik penambangan fosfat dan sudah ada lahan yang lepas,” ujar K.A. Quraisyi, salah satu warga.

Acara yang dibuka dengan pembacaan Shalawat Nariyah yang dipimpin oleh KH. Mukhtar berlangsung cukup hangat.

Perwakilan dari masing-masing desa menceritakan masalah-masalah yang dihadapi terkait persoalan agraria. Dimulai dari perwakilan Desa Gersik Putih dengan rencana reklamasi pantainya hingga Desa Andulang terkait lahan yang sudah lepas dan masuknya pada titik radar penambangan Fosfat oleh PT. ASTRANAWA.

“Adanya penambangan ini akan berdampak buruk pada lingkungan, terutama ancaman kekeringan dan banjir,” kata K Tirmidzi.

Hasil dari forum konsolidasi itu terbentuklah Paguyuban Tani Tolak Eksploitasi Tanah yang disingkat PATOT.

“Saya berharap Paguyuban ini akan menjadi wadah bagi kita untuk melakukan perlawanan bukan hanya hari ini akan tetapi program jangka panjang. Jadi perlu ada kajian-kajian mendalam persoalan agraria dari masing-masing desa yang bisa kita diskusikan untuk dicarikan solusinya,” tegas salah seorang warga yang tak mau di sebutkan namanya.

Pertemuan lanjutan akan dilakukan dalam waktu dekat yang akan menggandeng beberapa tokoh kunci dari masing-masing desa untuk memperkuat gerakan.

“Gerakan ini diharapkan menjadi medan magnet untuk menarik yang lain agar sama-sama bergerak menolak eksploitasi tanah,” jelas Tirmidzi, Selasa (02/2/2021).

beras