LPPNU Jatim: Belum Ada Perhatian Serius Pemerintah terhadap Petani
Berita Baru, Surabaya – Kebutuhan terhadap swasembada pangan, khususnya kebutuhan pertanian di Jawa Timur membutuhkan komitmen stakeholder. Pasalnya perhatian terhadap petani merupakan prioritas utama. Pelbagai masalah masih terus dihadapi oleh petani, mulai dari pupuk hingga hasil panen yang tak menguntungkan.
Melihat permasalahan tersebut, Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama Jatim, Ghufron Ahmad Yani, menegaskan bahwa sejauh ini belum ada perhatian serius dari pemerintah kepada petani.
“Kami butuh komitmen, karena sampai saat ini belum ada perhatian serius dari stakeholder pemerintahan terhadap petani,” tutur Ghufron Ahmad Yani.
Ia menyebutkan untuk menuju Indonesia emas 2045 tidak hanya membutuhkan koordinasi antar lembaga. Namun juga komitmen bersama. Salah satunya agar Jawa Timur tetap mempertahankan surplus pangan. Khususnya swasembada beras.
Pelbagai kendala yang dihadapi, katanya, tak sedikit. Selain persoalan lahan pertanian yang menyusut, ada juga dorongan untuk meningkatkan produktifitas pertanian dengan lahan yang ada.
”Persoalan pupuk setiap musim panen saja masih menjadi kendala. Apalagi petani masih belum berdaulat,” tegas dia.
Ghufron mengaku banyak hal yang dilakukan jejaring PWNU Jawa Timur. Sayang belum ada komitmen bersama berkolaborasi mengandeng NU. Padahal, ia menilai, NU merupakan pemilik lahan dan basis massa di pedesaan.
Alumni UIN Sunan Ampel ini, menyatangkan potensi itu tidak disentuh secara serius dengan stakeholder. “Persoalan pupuk yang belum tuntas. Kita jangan terlena karena surplus. Karena apa yang kita lakukan untuk menuju Indonesia emas,” urainya.
Menurut dia, butuh petani yang berani mengambil resiko. Sebab buka. pekerjaan mudah untuk merubah kultur dan budaya pertanian. “Kesadaran dan SDM petani,” ujarnya. Merespon itu, ia mengaku LPPNU membangun Sekolah Lapangan Pertanian Peternakan Terpadu (SLPPT).
Nahdlatul Ulama, Ghufron melanjutkan, memiliki jejaring pembinaan dan pendampingan di lapangan. Ia menyebutkan NU memiliki spot peternakan di beberapa tempat. Di Kabupaten Bangkalan memiliki 2.000 ekor kambing. Di Kabupaten Pamekasan dan Sampang dalam satu spot memiliki 30 ekor sapi.
“Potensi ini harusnya terus dikembangkan dengan komitmen dan back up seluruh stakeholder,” harap dia.