Begini Masyarakat Bangkalan Merayakan Lebaran Ketupat
Berita Baru, Bangkalan – Madura memiliki hari raya yang tidak dimiliki oleh daerah manapun. Lebaran Ketupat dirayakan tepat seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Bisa diartikan sebagai perayaan bagi masyarakat Madura yang melaksanakan puasa sunnah Syawal setelah bulan Ramadan.
Madura Barat atau Bangkalan biasa umenyebutnya dengan Tellasan Topa’. Begitupan 3 kabupaten lainnya, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Nah, pada perayaan Tellasan Topa’ ini ada beragam tradisi yang unik. Berikut kami telah rangkum 5 Tradisi orang Bangkalan rayakan Tellasan Topa’.
1. Abalanjha Janur Eghabay Topa’
Berbelanja janur kelapa di pasar untuk kemudian dirangkai menjadi ketupat atau versi bahasa Madura Abalanjha Jenur, Eghabay Topa’ adalah tradisi pembuka. Setelah jadi, bentuk ketupat kemudian diisi beras lalu dikukus sampai menjadi ketupat.
Biasanya masyarakat Madura mempersiapkan dua hari sebelum hari raya Ketupat. Ketupat dibuat tidak cukup berjumlah satu dua, namun banyak. Karena ketupat tidak untuk dinikmati sendiri, melainkan juga dibagi-bagikan kepada tetangga sekitar sekaligus sebagai suguhan tamu yang bertandang.
Setelah itu kegiatan berikutnya yakni memotong ayam kampung untuk lauk pauk. Kadang ada orang memakai lauk daging atau telur direbus.
2. Topa’ Ladeh
Topa’ Ladeh adalah jenis sajian ketupat berkuah dari kelapa yang diparut kemudian digoreng kering tanpa minyak sampai kelapa berubah warna menjadi cokelat tua.
Di dalam kuah topa’ ladeh ada telur dan daging atau bisa daging ayam. Dalam Topa’ Ladeh juga ada kacang panjang diikat dengan tali janur, atau bisa pepaya muda diiris dan dikukus, lalu dicampur.
3. Mercon
Perang petasan dan pesta kembang api ini selalu dilakukan masyarakat Bangkalan saat malam Hari Raya Ketupat. Masyarakat sadar akan bahaya petasan. Itu sebabnya terkadang ada tempat khusus di tanah lapang yang dijadikan palagan bermain petasan.
Untuk bermain perang petasan, tiap orang membentuk kelompok, yang masing-masing kelompok selanjutnya beradu nyaring. Setiap rumah hampir ada pesta kembang api. Layaknya perang, kembang api yang meledak di udara ini kemudian diarahkan agar bisa meledak di atas atap rumah.
4. Ter-Ater
Pagi harinya, sesudah serentak memasak ketupat, tiap keluarga akan membagi-bagikan ketupat ke tetangga sekitar atau kita kenal tradisi ini sebagai Ter-ater. Meraka biasanya membagikan tak hanya kepada tetangga namun juga diantar ke rumah tokoh desa (kiai desa) sebagai bentuk silaturahmi. Ketupat diantarkan oleh anak kecil seusia 8 tahun sampai 12 tahun. Kemudian anak itu akan mendapatkan angpao dari warga yang diberi makana.
5. Akalenjar
Yang terakhir ini adalah kebiasaan masyarakat Bangkalan menghabiskan waktu dengan berlibur ke tempat wisata usai merayakan Lebaran Ketupat di pagi hari. Dalam bahasa Madura, tradisi ini disebut Akalenjar.