Buruh Pabrik Sepatu Tak Dibayar Lima Bulan
Berita Baru, Pasuruan – Di dalam pabrik sepatu itu, ratusan buruh PT Karyamitra Budisentosa menggelar aksi massa. Upah yang tak dibayar selama lima bulan menjadi musababnya.
“Mogok kerja ini aksi spontanitas para buruh, semuanya ikut tanpa terkecuali. Kami menuntut perusahaan segera melunasi pembayaran gaji, yang selama ini dicicil,” ujar Yuli, salah seorang buruh dari PT Karyamitra Budisentosa.
Yuli menyebutkan, pembayaran gaji buruh yang dicicil berlangsung mulai Oktober tahun kemarin. Hingga sekarang, hanya dibayar 25 persen dan 50 persen saja. Selain itu, waktu pembayarannya tidak menentu. Kerap tidak sesuai dengan tanggal yang ditentukan.
“Kekurangan gaji yang masih menjadi tanggungan perusahaan ke buruh, harus dipenuhi. Karena gajian telah sudah berlangsung mulai Oktober tahun kemarin lho,” cetusnya.
Salah seorang buruh lainnya, Siti, juga berharap pembayaran THR tahun ini segera diberikan oleh perusahaan. Karena THR tahun lalu, hanya dibayarkan 50 persen saja.
“Selain gajian telat dan dicicil harus dipenuhi, THR juga harus dibayarkan dan diterima buruh,” jelasnya.
Koordinator Buruh Karya Mitra, Sri, menjelaskan aksi yang mereka lakukan merupakan tuntutan agar perusahaan membayarkan gaji yang sudah tidak dibayar selama lima bulan.
Ini, Sri menegaskan, merupakan kejadia dua kali, perusahaan tidak membayar gaji. “Ya saya minta gaji pegawai dibayarkan karena tahun 2021 itu tidak dibayar 2,5 bulan, sedangkan di tahun 2022 ini juga sama masih belum dibayar 2,5 bulan,” kata Sri, Selasa (19/04/2022).
Sri juga membeberkan perusahaan juga tidak membayar penuh Tunjangan Hari Raya 2021. Bahkan sudah ada keputusan pembayaran THR tahun ini juga akan dicicil.
Tak hanya itu, ketidakadilan yang dialami buruh dalam iuran BPJS ketenagakerjaan juga masih belum dibayarkan selama satu tahun. Sementara masih banyak kewajiban lain yang juga belum dipenuhi perusahaan produsen sepatu di Kecamatan Pandaan tersebut.
“Banyak tunggakan yang belum dibayarkan oleh Karya Mitra kepada teman-teman. Bahkan pembayaran BPJS saya nunggak satu tahun,” bebernya.
Sri juga mengatakan teman-teman sudah sering melakukan unjuk rasa seperti ini. Namun, baru kali ini mereka semua kompak guna menyuarakan tuntutan.
Terkait adanya aksi mogok kerja ini, ditanggapi manajer HRD PT. Karyamitra Budi Sentosa Safiudin mengatakan, perusahaan memang telat bayar. Gaji buruh memang dicicil mulai Oktober tahun lalu. Pada Oktober – Desember 2021, gaji yang dibayarkan dicicil sebesar 25 persen. Kemudian mulai Januari hingga Maret kemarin 50 persen.
“Ini terjadi karena perusahaan tengah mengalami kendala keuangan, imbas dari pandemi. Job order produksi sepatu memang ada, tapi sepi. Terus barang yang sudah diekspor ke luar negeri, pembayarannya macet,” tuturnya saat ditemui di kantornya di sela-sela aksi.
Pembayaran gaji dicicil oleh perusahaan, tidak hanya dialami dan menimpa buruh. Tapi juga di jajaran security dan manajemen nasibnya sama.
Mogok kerja akhirnya berakhir pada sore hari sekitar pukul 16.00. Ratusan karyawan lanjut pulang ke rumah masing-masing. Ini setelah dilakukan perundingan antara manajemen dengan sejumlah orang perwakilan dari Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) dan Kontras Surabaya.
Pihak perusahaan menyampaikan tiga poin. Antara lain pertama 22 April 2022 pembayaran gaji karyawan operator dan staf 50 persen bulan berjalan dan tunggakan 25 persen dan pelunasan THR 2021.
Kedua, 25 April 2022 akan dimintakan pembayaran gaji dan THR 2022 100 persen. Lalu ketiga 20 April 2022 senior manager HRD & GA akan menyampaikan aspirasi dari karyawan, dengan dewan direksi. Untuk memberikan jawaban atau keputusan mengenai hak karyawan.