Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Dalami Topik Ekokritik Sastra, Hiski Pusat Adakan Pertemuan Kedua Sekolah Sastra di Bulan ke Empat

Dalami Topik Ekokritik Sastra, Hiski Pusat Adakan Pertemuan Kedua Sekolah Sastra di Bulan ke Empat



Berita Baru, Jakarta – Usai gelar Sekolah Sastra dengan tema Ekokritik Sastra pada (06/04) lalu, Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI) Pusat kembali adakan pertemuan kedua dengan topik serupa pada Sabtu, (20/04).

Diselenggarakan via Zoom Meeting serta disiarkan secara langsung di kanal Youtube Hiski dan juga Tribun Network, pertemuan kedua kali dimaksudkan untuk mendalami sekaligus menindaklanjuti diskusi-diskusi yang terjalin pada pertemuan sebelumnya.

Acara dibuka oleh Ketua III Hiski, Dr. Sastri Sunarti, M.Hum. Sebelum memberikan sambutannya, mewakili pengurus Hiski Pusat, Sastri mengucapkan Selamat Idul Fitri pada seluruh audiens, baik kepada narasumber ataupun peserta.

“Kami selaku pengurus pusat Hiski dan mewakili pengurus komisariat meminta maaf jika sebelumnya banyak terjadi kendala, baik yang bersifat teknis ataupun lainnya. Kami berkomitmen untuk memberikan manfaat melalui acara-acara yang sudah dicanangkan,” ujarnya.

Sastri melanjutkan, bahwa pemateri dalam sekolah sastra kali ini mendatangkan ahli feminis dan ekokritik  kenamaan dari Yogyakarta, yang telah melakukan banyak riset terkait kesusasteraan, perempuan dan lingkungan.

“Para peserta juga dapat bertanya pada narasumber terkait isu-isu terkait kajian ekokritik sastra serta cerita-cerita rakyat yang ada di daerah masing-masing,” terangnya.

Sastri berharap para peserta memanfaatkan kesempatan mengikuti Sekolah Sastra, sebab menurutnya kelas yang diadakan oleh Hiski Pusat ini adalah bagian dari mengisi kerumpangan iklim kesusasteraan hari ini.

Dimoderatori oleh Dr. Endah Imawati, M.Pd..dari Tribun Network, acara ini menghadirkan narasumber pakar di bidangnya, yakni Prof. Dr. Wiyatmi, M.Hum. (Universitas Negeri Yogyakarta).

Seperti yang dikatakan oleh Wiyatmi pada pertemuan sebelumnya, pertemuan pertama kemarin berfokus pada pembahasan tentang pengertian Ekokritik, perkembangan Ekokritik, Ragam Ekokritik.

“Sementara itu, pertemuan kedua kali ini berfokus pada metode kajian ekokritik dan contoh kajian ekokritik,” jelasnya.

Dalami Topik Ekokritik Sastra, Hiski Pusat Adakan Pertemuan Kedua Sekolah Sastra di Bulan ke Empat

Dalam pertemuan kedua kali ini, Wiyatmi membawakan materi dengan judul “Metode Penelitian Sastra dengan Perspektif Ekokritik dan Ekofeminis”.

Di awal pembahasan, Wiyatmi mengajak pra audiens untuk mempersiapkan proposal penelitian, mulai dari sponsor atau pendanaan hingga stuktur proposal, mulai memilih masalah dan merumuskan judul penelitian.

“Judul memuat informasi masalah, sumber data dan persepektif teoretik.

Dalam studi pendahuluan, perlu adanya novelty, kebaruan riset agar tidak mengulang penelitian sebelumnya,” terangnya.

“Sumber data dalam kajian sastra umumnya adalah teks sastra. Jadi, metode yang paling cocok digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan perspektif ekokritik atau ekofeminis,” paparnya.

Wiyatmi menambahkan masih banyak metode lain yang umum digunakan dalam penelitian ekokritik sastra, seperti metode etnografi,  eksplorasi lapangan untuk penelitian yang berbasis pada cerita rakyat atau sastra lisan.

“Ada metode eksperimen untuk penelitian tindakan kelas (ekopedadogi). Dan metode research dan development untuk pengembangan pembelajaran ekokritik,” jelasnya.

Dalami Topik Ekokritik Sastra, Hiski Pusat Adakan Pertemuan Kedua Sekolah Sastra di Bulan ke Empat

Di akhir paparannya, untuk menambah wawasan audience dalam topik yang dibicarakan, Wiyatmi memberikan banyak contoh terkait penelitian Ekokritik Sastra dari berbagai publikasi dan juga beragam metode.

Di tengah perbincangan ketua umum Hiski, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. juga membagikan deskripsi risetnya yang baru saja dilakukan di Banyuwangi..Ritual Seblang Olehsari dan Tradisi Ritual Gelar Pitu yang merupakan praktik baik ekokritik spiritualisme.

Acara dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara narasumber dan audiens. Sampai akhir acara, Sekolah Sastra kali ini diikuti sekitar 200 peserta di Zoom Meeting dan telah ditonton sebanyak 350 kali di kanal Youtube.

Sebagai informasi, Sekolah Sastra merupakan salah satu program kegiatan Hiski Pusat yang diselenggarakan dua kali dalam sebulan. Pada bulan kelima, Mei nanti, Sekolah Sastra akan kembali digelar dengan mengangkat tema Politika Sastra.

Dalami Topik Ekokritik Sastra, Hiski Pusat Adakan Pertemuan Kedua Sekolah Sastra di Bulan ke Empat

beras