Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

HISKI Pusat Selenggarakan Tukar Tutur Sastra yang Kedua

HISKI Pusat Selenggarakan Tukar Tutur Sastra yang Kedua



Berita Baru, Jakarta – HISKI (Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia) kembali selenggarakan “Tukar Tutur Sastra” yang kedua pada hari Sabtu, (17/02/2024) Via Zoom Meeting.

Tukar Tutur Sastra dirancang berlangsung setiap bulan sekali dengan menghadirkan narasumber para ketua komisariat yang ada dari Aceh sampai Papua. Kali ini narasumber yang hadir adalah Prof. Dr. Nurhayati, M.Pd. dari HISKI Komisariat Sumatera Selatan, Dr. Achmad Sultoni, M.Pd. dari HISKI Komisariat Banyumas, Dr. Mukti Wiodayati, M.Hum. dari Komisariat Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, dan acara Tukar Tutur Sastra dipandu oleh Dr. Endah Imawati, M.Pd.

HISKI Pusat Selenggarakan Tukar Tutur Sastra yang Kedua

Dalam pengantarnya, Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum., sebagai Ketua Umum HISKI menyampaikan lima pertimbangan penyelenggaraan Tukar Tutur Sastra.

Pertama, mengaktifkan dan memberi ruang diskusi dan berbagi informasi untuk HISKI Komisariat yang tersebar dari Aceh Sampai Papua. Kedua, sastra sebagai gejala universal yang dihidupi oleh masing-masing dan setiap komunitas yang perlu ditemukan kaidah universalnya. Ketiga, demi kemajuan bersama seluruh dan masing-masing anggota HISKI, Komisariat sebagai representasi komunitas lokal dipandang perlu berkontribusi secara aktif. Keempat, fenomena kelokalan dalam bidang sastra berpotensi untuk memformulasikan semestaan sastra yang dihidupi oleh masyarakat Indonesia di masing-masing wilayah. Kelima, HISKI perlu memiliki informasi yang berangkap mengenai kelokalan dalam bidang sastra sebagai dokumentasi untuk mendukung pengembangan sastra dan kajian-kajiannya.

“Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan penerbitan buku bersama dari materi-materi yang telah digelar setiap bulan,” ujar Anoegrajekti.

Narasumber pertama, Nurhayati menyampaikan paparan berjudul “Teater Dulmuluk: Masa Lampau, Tantangan Masa Kini, dan Masa Depan”.

Pembahasan difokuskan terhadap perjalanan Teater Dulmuluk yang secara historis berasal dari syair yang dilantunkan dan kemudian bermetamorfosis menjadi seni pertunjukan. Saat ini Dulmuluk menjadi salah satu ikon Kota Palembang dan sekitarnya.

“Teater Dulmuluk menjadi bagian penting sejarah dan budaya Palembang dan sekitarnya dengan ciri khas masing-masing wilayah,” jelas Nurhayati.

Sebagai ikon kota Palembang, Teater Dulmuluk dihidupi oleh berbagai komunitas termasuk kampus-kampus sebagai salah satu pusat kebudayaan juga memiliki grup dulmuluk yang didukung oleh sivitas akademikanya.

HISKI Sumatera Selatan juga pernah mementaskan Dulmuluk dengan para pemain para anggota HISKI yang berasal dari Sumatera sampai Papua, pada tahun 2021 dan 2022.

Narasumber kedua, Sultoni menyampaikan materi berjudul “Lanskap Alam dalam Cerita Rakyat Banyumas”.

Dari sumber-sumber tertulis yang ada terdapat dua ratusan cerita rakyat yang ada di wilayah Banyumas. Hal tersebut menjadi harta kekayaan Indonesia yang merepresentasikan cara pandang dan kearifan masyarakat lokal Banyumas dalam merespons lingkungan dan kehidupan.

“Cerita rakyat merupakan dokumen yang memuat rekaman budaya dari masyarakat pemiliknya,” ujar Sultoni.

Berdasarkan pandangan tersebut, cerita rakyat berpotensi menjadi sumber pengetahuan yang bernilai bagi masyarakat lokal yang menjadi pemiliknya maupun masyarakat universal.

Narasumber ketiga, Widayati menyampaikan pembahasan berjudul “Tradisi Lisan di dalam Manuskrip Jawa: Menguak Potensi Wisata Religi di Sukoharjo”.

Sukoharjo memiliki peninggalan sejarah, seperti masjid dan makam yang berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata religi.

“Di Universitas Veteran terdapat Rumah Arca yang merupakan laboratorium sejarah dengan koleksi arca-arca yang dikumpulkan dari berbagai lokasi di wilayah Sukoharjo,” urai Widayati.

Selesai paparan para narasumber, dilanjutkan diskusi. Berbagai pertanyaan kritis disampaikan oleh para peserta dan mendapat respons bagus dari para narasumber. Hingga akhir acara partisipan yang bertahan sekitar 290-an.

HISKI Pusat Selenggarakan Tukar Tutur Sastra yang Kedua

 

beras