Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Oven Pengering Konveksi Natural untuk Mengoptimalkan Pengeringan Tembakau

Oven Pengering Konveksi Natural untuk Mengoptimalkan Pengeringan Tembakau



Berita Baru, Kediri – Tim Pengabdian kepada Masyarat (Abmas) dari Departemen Teknik Mesin Industri (DTMI) Fakultas Vokasi – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (FV-ITS) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri. Hali ini merupakan rangkaian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim abmas yang terdiri dari dosen, tendik, dan mahasiswa DTMI ITS.

Kegiatan abmas ini menggandeng Kelompok Tani “Glundeng Raya” Dusun Bedrek Selatan Desa Grogol Kecamatan Grogol Kabupaten Kediri yang hasil pertanian utamanya adalah tembakau. Tembakau hasil panen selanjutnya dirajang dengan lebar 4-5 mm untuk selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari selama 3-4 hari. Tembakau dari Desa Grogol seluruhnya akan dikirimkan ke gudang di wilayah Ponorogo untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan baku rokok Sampoerna. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh petani tembakau adalah tidak menentunya cuaca atau panas matahari untuk proses pengeringan.

Ketua Kelompok Tani “Glundeng Raya” Riyanto mengatakan, “Memang yang dikeluhkan para petani Glundeng Raya ini terkait proses pengeringan yang masih bergantung pada sinar matahari. Untuk mengeringkan tembakau yang masih basah yang telah dirajang perlu 3-4 hari, itupun jika sinar mataharinya terik. Kalau posisi hujan bisa lebih lama lagi”

Tim Abmas yang diketuai oleh Ir. Joko Sarsetiyanto, MT. telah merancang dan melakukan fabrikasi oven pengering dengan sistem konveksi natural. Oven menggunakan sistim konveksi natural yang memanfaatkan aliran panas dari ruang bakar atau tungku pemanas. Pada dasarnya udara panas dari pemanas di bagian bawah akan bergerak ke atas walaupun tanpa disertai dengan pendorong berupa kipas atau fan.

“Kegiatan abmas ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani Glundeng Raya. Harapannya, dengan ada atau tidaknya sinar matahari, proses pengeringan tembakau tetap dapat berjalan. Oven karya Tim DTMI ini menggunakan prinsip konveksi natural dan sangat efisien karena membutuhkan energi yang relatif kecil untuk operasinya. Karena pada dasarnya, udara panas memang akan mengalir dari bawah ke atas. Tentu semakin besar tembakau yang dimasukkan, beban penguapannya akan lebih besar sehingga memerlukan waktu yang semakin lama”, jelas Joko Sar selaku ketua Tim Abmas.

Oven pengering tersebut dapat mengeringkan rajangan tembakau seberat 30 kg dalam waktu 9 jam. Oven juga dapat digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian lain seperti kunyit, jamur tiram, temulawak, dan tokek. Untuk mengeringkan kunyit hingga benar-benar kering diperlukan waktu selama 4,5 jam, temulawak selama 5,5 jam, dan tokek selama 22 jam, tergantung pada kandungan air pada bahan baku.

“Untuk tokek memang membutuhkan waktu yang lebih lama hingga 22 jam. Tokek sendiri memiliki kandungan air dan minyak yang cukup besar sehingga diperlukan jumlah kalor yang cukup besar dibandingkan produk nabati.”, tambah Joko Sar.

Lebih jauh, oven pengiring ini dapat dikembangkan lebih jauh dimana oven pengering dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan produk hewani semisal usus, kerupuk, ikan, ceker, rambak, dan sejenisnya.

Kegiatan abmas ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat yang diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ITS (DRPM-ITS).

beras