Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Panggung Merdeka Al Irsyad Bondowoso, Teriakan NKRI Harga Mati, Korupsi Hukum Mati

Panggung Merdeka Al Irsyad Bondowoso, Teriakan NKRI Harga Mati, Korupsi Hukum Mati



Berita Baru Jatim, Bondowoso – Puncak perayaan dalam rangka menyambut hari kemerdekaan di Pondok Pesantren Al irsyad Al Islamiyyah Bondowoso gelar panggung merdeka yang bertema “Indonesia Bangkit”. Berbagai pertunjukan dilakoni santri Al Irsyad dari membaca puisi bertema kemerdekaan, orasi dan teatrikal. Pada saat pertunjukan para santri gemuruh meneriakkan”NKRI harga mati, korupsi hukum mati.”

“Sebagai generasi muda yang akan memegang estafet pemerintahan, dan perjuangan bangsa ini, terkadang kami geram dengan berita para oknum-oknum yang masih melakukan praktik korupsi apalagi pada masa pandemi seperti saat ini, saya pikir mereka mikir-mikir mau korupsi, eh ternyata masih ada berita korupsi. Bagaimana mungkin kami tidak geram, akhirnya kami luapkan dalam panggung merdeka ini sebagai bentuk cinta kami pada negeri ini,” ungkap Reza Zazang santri Ponpes Al Irsyad Al Islamiyyah yang menjadi salah satu konseptor acara panggung merdeka kemarin.

Reza Zazang menyampaikan beberapa pesan melalui penampilan misal pada saat teatrikal santri mengambil tema “Korupsi Membunuh Negeri” pada sebuah penampilan. “Kami memilih santri berpakaian adat dari lima pulau besar indonesia, sumatra, sulawesi, kalimantan, jawa dan papua, mereka bersatu kibarkan bendera merah putih, namun bendera itu enggan berkibar karena praktik korupsi masih tetap dijalankan, bendera itu akan berkibar kalau korupsi di bumi hanguskan dari ibu pertiwi, sontak penonton teriakkan NKRI Harga mati, Korupsi Hukum mati,” tambah Reza Zazang.

Tri Yulistiawa Wibisono selaku pembimbing santri dalam kegiatan ini menyampaikan beberapa penampilan yang menyajikan tema terkait kasus-kasus korupsi, karena dalam penampilan tersebut membebaskan santri memilih hal yang ingin ditampilkan, namun tetap dalam tema besar indonesia bangkit, “saya pikir penampilan santri dan gemuruh seruan korupsi hukum mati itu adalah suara hati nurani mereka ya sebagai generasi penerus bangsa, karena bentuk kecintaan mereka pada negara ini, dan itu kami nilai sesuatu hal yang sangat positif untuk kemajuan negeri ini, jadi mereka tidak hanya menjadi generasi yang cerdas secara ilmu, juga cerdas dan bijak dalam bertindak nantinya, ujarnya.

“Kami juga berpikir bahwa, pendidikan indonesia harusnya lebih lagi menekankan pada terciptanya generasi yang memiliki nalar kritis pada kondisi dan situasi yang dihadapi, serta peka dan memiliki karakter sebagai bangsa yang jujur. Karena masa depan indonesia kedepan ada di tangan para generasi ini, makanya merdekakanlah mereka dalam berpikir, dan berkreatifitas, namun tetap dalam kontrol kita sebagai pendidik, agar generasi ini menjadi generasi emas bangsa indonesia yang mampu mengemban amanah sebagai generasi pemimpin bangsa,” tutup Ustad Iwan.

beras