Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pertemuan Keempat, Tukar Tutur Sastra Bicarakan Tradisi Lisan Nusantara

Pertemuan Keempat, Tukar Tutur Sastra Bicarakan Tradisi Lisan Nusantara



Berita Baru, Jakarta – Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia kembali gelar Tukar Tutur Sastra #4 bersama 3 (tiga) Komisariat HISKI, pada Sabtu, (16/03) melalui Zoom Meeting serta disiarkan secara langsung di kanal Youtube Hiski dan juga Tribun Network.

Ketiganya adalah Prof. Wan Syaifuddin, M.A., Ph.D., (Hiski Sumut), Dr. Sri Musdikawati, M.Si., (Hiski Sulbar) Dr. Afendy Widayat, M.Phil. (Hiski UNY).

Sebagai moderator, Dr. Ari Ambarwati M.Pd. membuka acara dan memperkenalkan para narasumber dan topik yang akan dibahas. Acara dilanjutkan dengan sambutan Wakil Ketua III Hiski Pusat, Dr. Sastri Sunarti, M.Hum.

Sastri menjelaskan bahwa Tukar Tutur Sastra adalah model terbaru agenda silaturahim untuk peningkatan keaktifan antarhiski di seluruh Nusantara. Mewakili pengurus Sastri berharap semua anggota Hiski semakin bersemangat dalam meramaikan agenda-agenda yang telah diprogramkan.

“Semoga kita mendapat manfaat dari terselenggaranya acara ini,” tuturnya.

Pembicara pertama, Wan Syaifudin membawakan materi berjudul “Amuk, Unjuk Rasa Melayu di Balerang”. Ia mengatakan bahwa ada banyak perubahan nilai dalam tradisi dan budaya Melayu.

“Gaya amuk yang berkelompok sebagai refleksi proses budaya warga masyarakatnya,” jelas Syaifudin.

Syaifudin menambahkan bahwa banyak sejarah dan hikayat Melayu yang menjadi representasi Amuk Melayu, baik yang dilakukan perseorangan atau beramai-ramai.

“Di antaranya sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah, Hikayat Merong Mahawangsa, Syair Perang Rakis, dan Syair Perang Mengkasar, Syair Puteri Hijau juga Hikayat Deli serta Hikayat Patan,” tambahnya.

Pertemuan Keempat, Tukar Tutur Sastra Bicarakan Tradisi Lisan Nusantara

Berlanjut ke pembicara kedua, Sri Musdikawati, ia mempresentasikan materi dengan judul “Realitas Sosial dan Budaya Maritim dalam Lagu Daerah Mandar”. Sri mengatakan bahwa pagi-lagu daerah Mandar banyak terinspirasi dari realitas social orang Mandar yang dekat dengan kebudayaan maritim.

“Itu karena suku Mandar yang berada di Wilayah Pesisir adalah sebagian besar adalah pelaut, wilayah ini secara geografis bervariasi, selain konturnya sebagian wilayah pegunungan tapi juga sebagaian wilayah pesisir pantai,” ujarnya.

Sri menuturkan bahwa banyak sekali realitas sosial dan budaya maritim yang menjadi muatan dan nilai dalam lagu daerah Mandar.

“Meskipun berbeda versi antara hasil penelusuran dari sudut pandang penelusuran sejarawan dan versi cerita rakyat yang diperoleh di Mandar, namun keduanya sepakat bahwa ada hubungan persaudaraan dan kekerabatan antara beberapa sub etnis Kaeli dan orang Mandar,” paparnya.

Pembicara ketiga, Afendy Widayat mempresentasikan materi berjudul “Sastra Wayang: Identifikasi Tokoh bagi Masyarakat
dan Konsekuensinya.”

“Sejak pengaruh agama Hindu (Mahabharata, Ramayana), berkembang dengan bahasa Jawa Kuna (kakawin), muncul pertunjukan
wayang wong, lakon Bima dan Kumara,” ukar Widayat.

Widayat menambahkan bahwa banyak tokoh-tokoh dalam wayang yang mewakili tipologi dan
pengelompokan masyarakat. Menurutnya, hal itu dapat terjadi sebab penokohan dibangun tidak berdasar kejadian-kejadian.

“Kejadian-kejadian dibangun berdasar tipologi-tipologi konvensional. Jadi, perkembangan kejiwaan bersifat sesaat atau pada waktu lakon yang bersangkutan,” tuturnya.

Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif antara audiens dan narasumber dipandu oleh moderator. Sampai akhir acara, webinar ini diikuti oleh 115 peserta. Dan ditonton sebanyak 230 kali di kanal Yotube Hiski dan Tribun Jatim.

Sebagai informasi, sama halnya dengan Sekolah Sastra, acara Tukar Tutur Sastra adalah salah satu agenda dari Hiski Pusat yang dikomandani oleh Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum.

Pertemuan Keempat, Tukar Tutur Sastra Bicarakan Tradisi Lisan Nusantara

beras