Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Pemindahan PKL Alun-alun, PMII Bondowoso Minta Kaji Ulang



Berita Baru Jatim, Bondowoso — Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso Sigit Purnomo akan memindah Pedagang Kaki Lima (PKL) Alun-alun Bondowoso ke tempat wisata kuliner Jembatan Ki Ronggo Bondowoso, pada awal bulan Februari 2020 mendatang.

Merespon hal tersebut, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Bondowoso lewat pers rilis resminya yang diterima oleh Jatim.Beritabaru.co, Selasa (21/1) menyampaikan bahwa menolak rencana pemerintah Kabupaten Bondowoso terkait pemindahan PKL dari Alun-alun ke Jembatan Ki Ronggo.

Ketua PC PMI Bondowoso Fathur Rozi mengatakan bahwa seharusnya pemerintah sebagai pelayan masyarakat dalam melakukan setiap kebijakanya berdasarkan kepentingan masyarakat, memastikan kesejahteraan masyarakat dan tidak bertentangan dengan aspirasi masyarakatnya.

Menurutnya, tempat PKL yang disediakan Pemerintah Kabupaten Bondowoso di Jembatan Ki Ronggo jauh dari kata layak untuk ditempati PKL. Baik dari segi keamanan, kapasitas dan produktivitas.

Tempat wisata Jembatan Ki Ronggo tidak mencukupi kapasitas PKL yang ada di alun-alun hari ini, dari 125 PKL yang terdata di alun-alun hanya 84 PKL yang bisa menempati tempat yang baru. Tempat wisata ini juga sudah pernah mengalami kejadian ambruk dua kali yakni pada tahun 2017 dan 2019.

Sedangkan dalam segi produktivitas, jembatan Ki Ronggo tidak menjamin pendapatan PKL akan sama seperti di alun-alun sebab masyarakat atau pun penikmat kuliner PKL lebih banyak berkunjung ke alun-alun daripada ke sungai yang menjadi destinasi wisata tersebut. Hal ini sudah terbukti pada waktu PKL dipindahkan pada tahun 2017 yang lalu.

Selain relokasi ini merugikan PKL, masyarakat sekitar jembatan Ki Ronggo juga terkena dampaknya karena nilai jual tanah mereka anjlok setelah pembangunan lapak-lapak PKL disekitarnya.

PC PMII Bondowoso mengatakan bahwa revitalisasi alun-alun sebagai kawan strategis sosial budaya dalam penataannya tidak harus menyingkirkan aktivitas ekonomi masyarakat kecil di sana, namun dengan mengemas aktivitas ekonomi tersebut dengan estetika yang juga mencerminkan sebagai kebudayaan masyarakat Bondowoso Tempoe Doeloe.

“Oleh karena semua hal itu, kami berharap pemerintah mengkaji ulang rencana tidak baik ini, dengarkanlah aspirasi masyarakat,” pungkasnya. [Siaran Pers]

beras