Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ramadhan Menyediakan Ruang untuk Menyatukan Dua Alunan, Daya Juang dan Kesabaran

Ramadhan Menyediakan Ruang untuk Menyatukan Dua Alunan, Daya Juang dan Kesabaran



oleh: Cindy Shangri*


BULAN Ramadhan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh penjuru dunia. Semua orang bersuka cita menyambut pagi dengan amalan puasa hingga petang menjelang. Bermodal niat dan keyakinan bahwa tiap amalan dilipatgandakan ganjarannya bila dilakukan di bulan Ramadhan. Momen ini dijadikan umat muslim sebagai ajang berlomba-lomba untuk mencetak ladang pahala dan pengampunan dosa. Tak hanya ibadah wajib, amalan sunnah pun dikerjakan. Setiap amalan diganjar dengan pahala luar biasa yang diperuntukkan bagi umat yang mau berjuang.

Amalan baik bernilai ibadah, setiap doa di ijabah, dan sedekah akan menjadi berkah. Seluruhnya akan dilipatgandakan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan, barangsiapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadan (HR. Bukhari-Muslim). Pun begitu tidak serta merta di dapatkan dengan mudah, namun melalui uji kesabaran dan perjuangan. Raga harus mampu menahan lapar dan dahaga. Jiwa harus kuat menghalau nafsu belaka. Malam hari setelah waktu berbuka puasa tiba, tubuh diminta untuk melakukan ibadah ekstra hingga sahur menjelang. Pagi hari berkutat dengan rasa kantuk luar biasa di jam kerja. Semua akan diperhitungkan sebagai nilai ibadah.  

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga. Yang diperlukan adalah keteguhan menunda sebuah kenikmatan dan menekan nafsu serendah telapak kaki. Ketika seseorang sanggup mengendalikan hawa nafsu, tak lantas menobatkannya menjadi seorang pemenang, tetapi sekurangnya ia dapat menunjukkan makna kenikmatan berjuang. Sebagaimana Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar bertaqwa” (QS Al-Baqarah: 183).

Menjadi pemenang dalam suatu kompetisi merupakan harapan dari semua orang yang memiliki daya juang. Namun hidup tak semulus dengan apa yang idamkan. Ada saja hambatannya, belum lagi tantangannya. Seperti kisah inspiratif atlit dunia satu ini, Anthony Robles. Terlahir dengan satu kaki tak membuat Robles berhenti mengejar mimpinya sebagai seorang pegulat. Dengan latihan keras dan daya juangnya yang tinggi ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Arizona State University dengan kemampuan gulatnya. Pada kejuaraan NCAA final, Robles berhasil mengalahkan juara bertahan dengan skor telak 36-0. Kisah Anthony Robles merupakan satu dari berjuta kisah sukses yang inspiratif. Kekurangan fisik tak menghalangi seseorang meraih kesuksesan, yang dibutuhkan adalah kesabaran berlatih dan daya juang yang menjulang.

Dari kisah di atas dapat kita petik hikmah bahwa apa yang kita perjuangkan tidak ada satupun yang sia-sia. Seperti halnya puasa, kita hanya menahan godaan baik fisik maupun jiwa, dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Seperti pepatah mengatakan: “setelah puasa akan ada waktunya untuk berbuka”. Tidak serta merta berpuasa tanpa ada batas waktunya. Ketika sore hari menyapa, riuh jalanan berjajar pedagang kaki lima yang mulai menjajakan barang dagangannya. Aneka ragam makanan dan minuman berbaris rata di sepanjang jalan. Pertanda waktu berbuka puasa akan segera tiba. Kumandang adzan mulai terdengar, menandakan waktu berbuka telah tiba. Ketenangan jiwa merekah dalam ladang kesabaran. Sungguh daya juang yang menjulang. Kenikmatan berbuka puasa dirasakan bagi kaum penahan lapar dan dahaga. Ramadhan menyediakan ruang untuk menyatukan dua alunan, daya juang dan kesabaran.

beras