Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Tangtakapan Layar Webinar Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember. (Foto: Beritabaru.co/Rizal Kurniawan)

Upayakan Pembelajaran Responsif Gender, LP3M Gelar Webinar



Berita Baru Jatim, Jember — Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember gelar Webinar dengan tema Pembelajaran Responsif Gender di Pendidikan Formal pada Kamis, (12/11) Via Zoom Meeting.

Dengan moderator Zahratul Umniyyah, S. S., M.Hum., (Dosen FIB dan Pusat Studi Gender UNEJ), acara Webinar ini menghadirkan dua narasumber, antara lain, Deditiani Tri Indianti, S.Pd., M.Sc. (Pusat Literasi LP3M Pusat Studi Gender UNEJ) dan Dr. Pinki Saptandari, M.A (Pengajar di Departemen Antropologi FISIP Universitas Airlangga).

Bambang Sujanarko, ketua LP3M UNEJ mengungkapkan bahwa webinar ini menjadi salah satu agenda dari pusat literasi LP3M UNEJ.

“Webinar ini dilaksanakan untuk mengeliminasi kesenjangan gender melalui pendidikan yang responsif gender di dunia pendidikan formal, dengan menanamkan nilai-nilai keadilan dan keseteraan gender melalui proses pembelajaran, model dan media pembelajaran, serta para pendidik yang memiliki mindset responsif gender,” sambutnya.

Sementara itu, ketua Pusat Literasi LP3M Universitas Jember, Hadi Makmur, mengatakan bahwa acara ini adalah salah satu bentuk kepedulian terhadapa literasi pendidikan yang responsif gender di segala tingkat pendidikan formal.

“Literasi pendidikan yang responsif gender ini perlu digaungkan pada para pendidik demi terciptanya dunia pendidikan yang ramah gender di semua tingkat pendidikan,” jelasnya.

Pemateri pertama, Pinki Septandari menerangkan bahwa pembelajaran responsif gender sangat penting karena selain sebagai implementasi komitmen kebijakan nasional dan internasional, dengan pembelajaran yang responsif gender juga dapat memutus mata rantai ketimpangan, ketidakadilan, dan ketidaksetaraan gender; dapat mengatasi berbagai permasalahan berbasis gender; serta dapat mendukung peningkatan kualitas SDM unggul dan pembangunan berwawasan gender.

“Ironisnya proses pembelajaran, model pembelajaran, media pembelajaran, serta para pendidik di Indonesia masih banyak yang bias gender,” tegasnya.

Hal itu juga ditegaskan oleh pemateri kedua, Deditani, dia mengungkapkan bahwa kita harus cermat membaca dan menganalisis kurikulum di pendidikan formal. Karena bahan ajar adalah instrumen paling kuat dalam membentuk keyakinan, sikap dan nilai.

“Masih banyak dijumpai buku-buku teks yang menunjukkan bahwa terdapat bias peran antara laki-laki dan perempuan di dalam keluarga. Di buku teks masih banyak yang menampilkan posisi perempuan ditampilkan pada kegiatan domestik dan laki-laki ditampilkan pada kegiatan publik. Sementara hal itu sudah tidak sesuai dengan perkembangan saat ini,” tandasnya.

Selepas pemaparan materi, acara dilanjut dengan diskusi interaktif antara peserta dan narasumber.

Upayakan Pembelajaran Responsif Gender, LP3M Gelar Webinar
Pamflet Webinar. (Foto: Istimewa)

beras