Wudhu sebagai Upaya Terhindar dari Virus
Oleh: Nabila Maulidia
(Mahasiswi Prodi Ilmu Al-qur’an dan Tafsir di IAI Al-Khairat Pamekasan)
Virus tengah menjadi topik yang hangat diperbincangkan sejak menyebarnya virus Corona yang merenggut banyak nyawa. Virus sendiri pertama kali ditemukan oleh Adolf Mayer di tahun 1887. Kala itu, ia melihat penyakit bercak kuning pada daun tembakau dan menular ketika dioleskan ke tanaman yang sehat. Akhirnya, virus diteliti lebih lanjut oleh ilmuwan Rusia bernama Dimitri Ivanovski di tahun 1892. Lalu hasil penelitian dikembangkan lagi oleh M Beijerinck di tahun 1899 untuk mengetahui penyebab penyakit bercak kuning pada tanaman.
Virus adalah organisme yang berukuran sangat kecil dan memiliki molekul asam nukleat, DNA atau RNA yang terbungkus dalam lapisan pelindung protein (kapsid). Jaringan tersebut diketahui dapat membawa informasi genetik dan mengadakan replikasi sehingga menular. Setelah virus memasuki sel atau jaringan tubuh makhluk hidup, proses pergerakannya akan mengganggu metabolisme atau bahkan merusak sel atau jaringan sehingga menyebabkan suatu penyakit.
Adapun seperti virus Corona, sebab timbul dan menyebarnya bermula dari pola hidup yang tidak sehat dan kurangnya menjaga kebersihan tubuh. Seseorang dapat tertular virus ini-pun dikurangnya menjaga kebersihan serta kurangnya penerapan pola hidup sehat pula. Dikarenakan tubuh yang tidak bersih dan tidak sehat, virus dengan mudah masuk ke sel-sel dan jaringan -jaringan tubuh. Dalam Islam, umatnya selalu dianjurkan bahkan diperintahkan untuk selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan tubuh maupun lingkungannya.
Cara membiasakan diri menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam islam ialah dengan cara berwudhu’. Sesuai dengan firman-Nya dalam Q.S.al-Ma’idah/5:6 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
Quraish Shihab dalam kitab tafsirnya yang berjudul “Tafsir al-Mishbah” berkata bahwa berwudhu’ mempunyai manfaat yang sangat besar. Diantaranya, membersihkan dan menjaga tubuh dari kotoran dan debu yang membawa bibit penyakit, melancarkan peredaran darah dan mengurangi ketegangan otot-otot.
Dalam al-qur’an dijelaskan bahwa tatacara berwudhu’ ialah membasuh muka, kemudian tangan sampai siku, kemudian mengusap rambut dan membasuh kaki hingga mata kaki. Allah menetapkan ketentuan itu semua dengan maksud untuk umat yang patuh supaya bersih secara lahir dan batin.
Sama persis dengan apa yang diperintahkan Allah dalam al-qur’an (wudhu’), pemerintah-pun memerintahkan hal serupa sebagai upaya pencegahan terjangkit dari virus Corona, yakni dengan rajin mencuci tangan. Dalam firman Allah surat al-Ma’idah ayat 6 tersebut dijelaskan bahwa sebelum melaksanakan shalat harus berwudhu’ terlebih dahulu. Setidak-tidaknya dalam sehari wudhu’ (mencakup cuci tangan pula) dilakukan 5 kali seperti jumlah shalat yang wajib dilakukan per-harinya. Dengan begitu dapat dikatakan wudhu’ merupakan upaya dari pencegahan terjangkit dari virus, termasuk virus Corona sekalipun.