Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ada Adu Gagasan HAM dan Lingkungan di Trenggalek

Ada Adu Gagasan HAM dan Lingkungan di Trenggalek



Berita Baru, Trenggalek – Gedung Bhawarasa, Kabupaten Trenggalek dipenuhi bendera biru kuning. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur tengah melangsungkan fase-fase lotre demokrasi yakni Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab). Namun sebelum nahkoda baru terpilih, para kandidat harus memastikan bahwa arah dan tujuan PMII di Jawa Timur berjalan jelas. Itu sebabnya, lima calon Ketua PKC dan dua Calon Ketua Kopri melangsungkan debat kandidat kedua, Kamis (30/06/2022) malam.

Gagasan dan argumentasi tentang Hak Asasi Manusia dan Lingkungan Hidup mewarnai gedung tersebut. Masing-masing kandidat memiliki tawaran strategi di isu tersebut untuk perjalanan PKC PMII Jatim ke depan.

Baijuri, calon nomor urut 1 ini menyebut bahwa dulunya Indonesia dikenal sebagai negara maritim dan negara agraris. Namun ia menyayangkan hari ini justru berganti menjadi negara industri. Perampasan ruang hidup, penyimpangan, menjadi bukti dari dampak adanya industri ekstraktif.

Kondisi itu kian diperparah oleh koorporasi menguasai dan mendominasi sistem pemerintahan. “Sehingga rakyat menjadi korban,” kata Baijuri. Ia menewarkan tiga program; Pertama, membentuk tim advokasi pendampingan isu strategis; Kedua, mendorong percepatan reforma agraria dan perhutanan sosial; Ketiga, mengawal, mengontrol, sekaligus mendorong Perda RDTR, RTRW.

Takjauh berbeda dengan Baijuri, Moh. Lutfi, calon nomor urut 2 itu menyebutkan potensi sumber daya alam yang dimiliki Jawa Timur. Namun ia juga menegaskan bahwa kepadatan penduduk menjadi problem lain. Itu sebabnya ia menilai bahwa saban ada ekspolitasi dan alih fungsi lahan, pas ada konflik. Itu sebabnya, kata Lutfi, PMII harus hadir.

Ia menawarkan strategi dan program, yakni Rumah Aspirasi. Di wadah itu, pelbagai aspirasi akan ditampung dan dikaji. Menurut Lutfi, keterlibatan senior dan alumni dalam mengkaji merupakan hal yang penting. “Sehingga dalam kata lain, rumah aspirasi ini akan menjadi dapur gerakan PMII,” tegas Lutfi.

Ainul Makin Aminullah mengatakan sedari awal bahwa isu Hak Asasi Manusia dan Lingkungan Hidup telah diajarkan di PMII, yakni Aswaja dan Nilai Dasar Pergerakan. Dalam pemaparannya ia juga berusaha melacak sejarah regulasi Hak Asasi Manusia dan Lingkungan Hidup di Indonesia.

Ia menyebutkan bahwa semua berawal dari abad ke-6 Kesepakatan Madinah hingga teranyar pada tahun 2015, Indonesia turut terlibat dalam Paris Agreement. Makin melihat bahwa problem-problem itu dapat diatasi dengan optimalisasi kaderisasi gerakan. “Menjawab tantangan hari ini dengan kerja-kerja organisasi,” tegas Makin.

Calon kandidat nomor urut 4, Dwi Candra Saputra memetakan bahwa masing-masing daerah di Jawa Timur memiliki problem berbeda-beda. Di sisi timur ada pertambangan. Di sisi barat ada pertanian. Di utara perikanan. Di tengah pembangunan. Kondisi itu sesuai dengan karakteristik dan identitas masing-masing PMII.

Ia menawarkan gagasan terkait HAM dan Lingkungan, yakni pendampingan dan pengawalan. “Pendampingan kepada rakyat dan pengawalan kebijakan,” tegasnya.

Syamsuddin Abdillah, calon nomor urut 5 ini menawarkan hal yang serupa. Ia mengatakan bahwa PMII Jatim harus menjadi katalisator gerakan. “Menjadi jembatan penghubung antara kepentingan masyarakat dan pengambil kebijakan.” Sebab, katanya, semua isu-isu itu berkelindan dengan persoalan gerakan. Gerakan yang dimaksud Syamsuddin tidak hanya elemen PMII dan mahasiswa. Tapi juga melibatkan masyarakat.

“Tetapi bagaimana juga kita ingin memahamkan masyarakat bahwasanya lingkungan, sawah, ladang mereka itu juga penting untuk dipertahankan. Sehingga anak cucu mereka juga ikut juga menikmati,” kata Syamsuddin.

beras