Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Akankah Konflik Jokowi-Megawati Bakal Abadi?

Akankah Konflik Jokowi-Megawati Bakal Abadi?



Berita Baru, Jakarta – Akankah konflik Jokowi-Megawati bakal abadi? Pertanyaan ini tampaknya semakin meruncing di benak banyak pihak. Meski tidak terang-terangan menunjukkan konflik internal, namun sinyal perpecahan antara Jokowi-Megawati selalu saja terendus media. Hal itu tentu menjadi sorotan tajam bagi dunia perpolitikan Indonesia menjelang Pilpres 2024.

Seperti kita ketahui, Jokowi dan Megawati merupakan satu kesatuan yang seolah mustahil untuk terpisahkan. Terutama selama Jokowi masih menjabat sebagai Presiden RI. Bagaimana tidak, Megawati adalah Ketua Umum PDIP, partai “raksasa” tempat Jokowi bernaung hingga menjadi orang nomor 1 di Negara Indonesia.

Sementara sosok Jokowi merupakan tokoh kebanggaan bagi PDIP. Sebut saja ketika partai banteng itu mengalami kekalahan di pemilu beberapa tahun silam, hingga membuat profilnya semakin redup. Tak lama setelah itu, Jokowi hadir membawa cahaya dan membangun kekuatan solid bagi PDIP.

Kendati demikian, menjelang akhir masa jabatannya, isu miring terkait konflik Jokowi-Megawati justru semakin mencuat. Keduanya pun kompak mengaku baik-baik saja. Bahkan masih kerap tampil bersama dalam beberapa agenda. Namun, momen-momen itu justru membuat isu miring yang selama ini beredar kian ketara.  

Perbedaan Arah Politik

Arah politik yang sudah tak sama tampaknya menjadi awal konflik antara keduanya. Bermula ketika Gibran Rakabuming Raka putra sulung Jokowi didapuk sebagai cawapres Prabowo Subianto. Banyak pihak menyebut jika Jokowi memiliki andil besar dalam pencalonan tersebut.

Padahal, sebagai salah satu kader partai, Jokowi seyogyanya mendukung pasangan capres-cawapres yang PDIP usung yakni Ganjar-Mahfud. Bahkan, sebelum Gibran viral, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, juga terpilih sebagai Ketum PSI.

Pun dengan Bobby Nasution menantu Jokowi yang kabarnya ikut mengembalikan KTA PDIP. Hingga mendeklarasikan dukungannya terhadap Prabowo-Gibran. Hal yang semakin menegaskan konflik Jokowi-Megawati memang benar adanya.

Meski kedua pihak menyatakan bahwa tidak ada masalah, namun debat capres-cawapres beberapa waktu lalu seolah mengatakan yang sebaliknya. Paslon 3 yakni Ganjar-Mahfud kerap terang-terangan menyerang kebijakan pemerintahan Jokowi.

Tak hanya itu saja, kubu Ganjar-Mahfud banyak melapor kasus intimidasi yang seolah-olah merujuk pada kecurangan Pemilu 2024. Sehingga beberapa pihak meyakini mereka sedang menyindir kompetitornya yakni Prabowo-Gibran.

Abadi atau Rekonsiliasi?

Seperti sudah tidak bisa ditutup-tutupi lagi, sejumlah pengamat politik mencoba membuat kesimpulan apakah konflik mereka akan abadi.

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, menyebut jika konflik Jokowi-Megawati sejatinya membawa dampak negatif bagi kedua belah pihak. Kendati demikian, keduanya mungkin akan damai setelah Pilpres 2024 usai.

Pengamat politik Afriansyah Noor pun menuturkan hal serupa. “Ya namanya juga politik. Bisa bermusuhan sebentar, nanti kembali berkawan untuk kepentingan yang lebih besar.” Ujarnya menanggapi pertanyaan akankah konflik Jokowi-Megawati abadi. 

beras